http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Saturday 18 October 2014

Prosedur Umum Pembelajaran



A.      Kegiatan Pendahuluan Pembelajaran
Kegiatan Awal / Pendahuluan dalam Pembelajaran sering pula di sebut dengan pra-instruksional. Kegiatan Awal berfungsi untuk menciptakan awal pembelajaran yang efektif yang memungkinkan siswa dapat mengikuti proses pembelajaran dengan baik. Secara garis besar, berikut ini ada beberapa hal yang harus dilakukan guru atau pembimbing di sekolah dalam kegiatan pendahuluan, antara lain :
1.      Harus dapat membangkitkan aktivitas siswa dalam kegiatan belajar
2.  Dapat menciptakan suasana awal pembelajaran yang efektif sehingga memungkinkan anak akan belajar dengan baik
3.      Dapat digunakan untuk memberitahukan gambaran umum materi yang akan dipelajari

Kegiatan pendahuluan dalam pembelajaran terbagi dalam dua kategori / bentuk, yaitu kegiatan awal pembelajaran dan kegiatan pra pembelajaran. Kegiatan menyiapkan siswa yang berkaitan langsung dengan materi pelajaran  yang akan dipelajari disebut kegiatan awal pembelajaran. Sedangkan Kegiatan menyiapkan siswa yang tidak langsung berkaitan dengan materi pembelajaran. disebut kegiatan pra pembelajaran.

Kegiatan utama yang dilakukan oleh seorang guru dalam pendahuluan pembelajaran, antara lain :
1.      Penciptaan Kondisi Awal Pembelajaran
Proses pembelajaran akan berhasil dengan baik apabila guru sejak awal dapat mengkondisikan kegiatan belajar secara efektif. Upaya yang perlu dilakukan untuk mewujudkan kondisi awal pembelajaran yang efektif tersebut meliputi :
a)      Mengecek atau memeriksa kehadiran siswa (presence, attendance)
Sebelum kegiatan inti pembelajaran dimulai sebaiknya guru mengecek atau memeriksa terlebih dahulu kehadiran siswa. Jika jumlah siswa dalam satu kelas terhitung banyak maka perlu cara yang lebih praktis agar tidak terlalu menyita atau menghabiskan waktu, salah satu cara yang dapat dilakukan guru adalah dengan menanyakan atau meminta siswa yang hadir di kelas untuk menyebutkan siswa yang tidak hadir, kemudian guru menanyakan alasan ketidakhadiran siswa yang tidak hadir tersebut.

b)      Menumbuhkan kesiapan belajar siswa (readiness)
Kesiapan belajar siswa merupakan salah satu prinsip belajar yang sangat berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Ada beberapa alternatif yang dapat dilakukan guru dalam menciptakan kesiapan belajar siswa, khususnya yang dilakukan pada awal pembelajaran diantaranya:
-        Membantu atau membimbing siswa dalam mempersiapkan fasilitas dan sumber belajar yang diperlukan dalam kegiatan belajar.
-        Menciptakan kondisi belajar yang kondusif dan konstruktif dalam kelas.
-        Menunjukkan sikap penuh semangat (antusiasme) dan minat mengajar yang tinggi.
Ada tiga hukum dalam proses belajar, diantaranya :
v  Hukum Kesiapan (law of readiness)
-          Ketika seseorang siap melakukan suatu tindakan, maka melakukannya akan memuaskan.
-          Ketika seseorang siap melakukan suatu tindakan, maka tidak melakukannya akan menjengkelkan.
-          Ketika seseorang belum siap melakukan suatu tindakan tetapi dipaksa melakukannya, maka melakukannya akan menjengkelkan.
v  Hukum pentingnya latihan (law of exercise)
Hukum latihan menyatakan bahwa kita belajar dengan berbuat dan lupa jika tidak berbuat. Semakin banyak kita berlatih, maka kita akan semakin paham dan ingat tentang sesuatu yang kita pelajari dan begitu pula sebaliknya.
v  Hukum penguatan (law of effect), yaitu hubungan stimulus respon cenderung diperkuat bila akibatnya menyenangkan dan cenderung diperlemah jika akibatnya tidak memuaskan. Hukum ini menunjuk pada makin kuat atau makin lemahnya koneksi sebagai hasil perbuatan. Suatu perbuatan yang disertai akibat menyenangkan cenderung dipertahankan dan lain kali akan diulangi. Sebaliknya, suatu perbuatan yang diikuti akibat tidak menyenangkan cenderung dihentikan dan tidak akan diulangi.
Siswa yang belajar sungguh-sungguh akan mendapat nilai yang baik dalam ulangan. Nilai yang baik itu mendorong anak untuk belajar lebih giat lagi. Nilai yang baik dapat merupakan operan conditioning atau penguatan positif. Sebaliknya, anak yang mendapat nilai yang jelek pada waktu ulangan akan merasa takut tidak naik kelas, karena takut tidak naik kelas ia terdorong untuk belajar yang lebih giat. Di sini nilai jelek dan takut tidak naik kelas juga bisa mendorong anak untuk belajar lebih giat, inilah yang disebut penguatan negatif.

c)      Menciptakan suasana belajar yang demokratis
Dalam rangka menciptakan suasana belajar yang demokratis, maka diperlukan keterampilan guru dalam mengelola kelas. Guru harus menciptakan suasana belajar yang demokratis untuk membangun keberanian siswa dalam bertanya, menjawab pertanyaan yang di ajukan, berpendapat di depan kelas atau forum diskusi tertentu, unjuk kerja dalam tim / kelompok, dan sebagainya.

d)     Membangkitkan Motivasi belajar siswa
Motivasi terbagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic (motivasi yang berasal dari dalam / diri sendiri) dan motivasi ekstrinsik (motivasi yang berasal dari luar/ orang lain). Dengan adanya motivasi ini, dapat menjadikan siswa lebih bersemangat dalam belajar, apalagi siswa telah menyadari bahwa apa yang dipelajari akan memberi manfaat dalam kehidupannya. Contohnya: Siswa SMP yang mempelajari tentang system reproduksi pada manusia, siswa tersebut akan termotivasi atau timbul keingintahuannya tentang hal itu karna suatu  saat nanti apa yang ia pelajari mengenai system reproduksi pasti akan berguna untuk kehidupannya di masa yang akan datang.

e)      Membangkitkan perhatian siswa
Dalam proses pembelajaran, guru dituntut harus dapat membangkitkan perhatian para siswanya supaya terfokus hanya pada materi yang sedang di paparkan oleh guru / teman nya di depan kelas. Adapun kegunaan dari membangkitkan perhatian siswa di sela-sela atau selama proses pembelajaran ialah untuk memusatkan energi dan psikis anak dalam kegiatan belajar. Perhatian akan terpusat apabila ada kepentingan langsung dengan siswa dan punya karakteristik yang berbeda dengan yang lain. Oleh karena itu, dalam membangkitkan perhatian siswa, maka guru dapat memberikan beberapa penyegaran berupa lelucon atau permainan yang bervariasi untuk sekedar hiburan supaya siswa tidak merasa bosan terhadap proses pembelajaran yang sedang berlangsung dengan durasi 5 -10 menit saja dan kemudian kembali ke pokok materi yang akan di pelajari pada pertemuan itu. 
2.      Memberi Acuan
Memberikan acuan dimaksudkan untuk member suatu gambaran awal tentang materi ajar secara spesifik dan singkat yang akan dipelajari pada pertemuan saat itu. Ada  bebrapa komponen dalam memberikan acuan, antara lain:
a)      Memberitahu tujuan  yang diharapkan
Dalam memberikan acuan terhadpa materi yang akan dipelajari pada pertemuan tertentu, guru harus memberitahu tujuan atau indicator yang hendak dicapai dalam proses pembelajaran. Misalnya: dalam materi system pernafasan, maka indicator atau tujuan yang diharapkan guru dapat di capai oleh siswanya adalah siswa mampu menjelaskan mengenai system pernafasan yang ada pada manusia, siswa mampu menyebutkan secara urut bagaimana proses pernafasan terjadi dalam tubuh kita (manusia), dan sebagainya.
b)      Menyampaikan alternatif  kegiatan yg akan ditempuh siswa
Selanjutnya, setelah guru memberitahukan tujuan yang hendak di capai dalam proses pembelajaran, maka guru harus menyampaikan alternative kegiatan yang bisa dilakukan terkait dengan materi yang akan di pelajari pada pertemuan itu. Misalnya menjelaskan tata cara diskusi apabila materi yang akan dibahas terlalu banyak teori / kajian teoritis para tokoh ahli, aturan dalam parktikum apabila materi yang akan dibahas mengharuskan adanya eksperimen, menjelaskan referensi-referensi yang akan digunakan dalam proses pembelajaran (seperti buku, situs internet, bahan bacaan lainnya) dan lain- lain.

3.      Membuat Kaitan
Hal-hal yang menyebabkan kita sebagai seorang guru harus membuat kaitan terhadap materi pembelajaran yang akan di pelajari, antara lain:
-          Agar materi ajar lebih menarik, maka guru harus membuat kaitan materinya dengan pengetahuan yang mereka miliki, berdasarkan pengalaman yang dihadapi atau sesuai dengan minatnya.
-          Mengingat kembali, mengulang kembali
Dengan mengkaitkan materi yang akan dipelajari pada pertemuan saat ini dengan materi pada pertemuan sebelumnya, maka siswa akan mengalami proses dimana ia akan mengingat kembali atau mengulang kembali materi yang dipelajari (membuka materi yang lalu sebagai dasar atau acuan materi).
-          Menumbuhkan tanggapan lama yang telah   dimiliki  siswa sebelum memberikan bahan baru
-          Mengajukan pertanyaan terhadap apa yang telah dipelajari
Karena siswa sudah memahami materi dasar / materi yang telah di sampaikan sebelumnya, maka siswa dapat aktif mengajukan berbagai pertanyaan mengenai apa yang telah ia pelajari sebelumnya yang dirasa masih mengganjal dalam benaknya / belum ia pahami.
-          Menunjukkan manfaat materi yang dipelajari
Maksudnya ialah mengkaitkan materi yang telah dipelajari dengan kehidupan pribadi maupun sosialnya di masyarakat, apakah menuai banyak manfaat untuk dirinya atau tidak. Apabila bermanfaat, maka menerapkan apa yang sudah dipelajari dalam kehidupan nyatanya. Misalnya: belajar tentang nilai agama, maka apa yang ia ketahui baik itu sanksi dari nilai agama, perilaku yang baik dan tidak baik yang sesuai dengan norma agama dapat di praktekkan dalam kehidupan sosialnya.
-          Meminta siswa bercerita tentang pengalaman yang berkaitan dengan materi
Setiap orang / siswa memiliki pengalaman yang berbeda satu sama lain. Ada beberapa siswa yang mungkin mengalami atau bahkan sudah sangat memahami materi yang akan dibahas dapat berbagi cerita / pengalamannya mengenai materi terkait. Dan kemudian bisa di cocokkan dengan teori yang selama ini berkembang supaya terjadi interaksi antara guru dan murid yang aktif.

4.      Melakukan Tes Awal
Adapun kegunaan melakukan tes awal pada kegiatan pendahuluan pembelajaran, yaitu:
a)      Untuk mengetahui penguasaan awal dari materi yang akan dipelajari.
b)      Digunakan untuk menentukan dari mana awal  materi akan dibahas

B.       Kegiatan Inti Pembelajaran
Kegiatan inti pada dasarnya merupakan kegiatan untuk mencapai tujuan pembelajaran atau proses untuk pencapaian kompetensi, yang dilakukan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik, dengan menggunakan metode yang disesuaikan dengan karakteristik peserta didik dan materi pelajaran.

Dalam kegiatan inti, proses pembentukan pengalaman belajar siswa berkaitan dengan kemampuan yang diharapkan dikuasai siswa secara terpadu yang dususun dan direncanakan guru dengan mengacu kurikulum yang berlaku. (Standar Kompetensi)

Kegiatan utama dalam kegiatan inti pembelajaran (intruksional) diantaranya:
a)      Kegiatan mengorganisasi proses pembelajaran dengan berbagai metode / cara / teknik / pendekatan yang bervariasi yang memungkinkan siswa memperoleh pengalaman belajar berkadar aktivitas tinggi.
b)      Diharapkan terjadi perubahan perilaku pada siswa.
c)      Pengaturan harus menganut prinsip efektif dan efisien ( dapat mencapai sasaran yang diharapkan dan dapat dilakukan dengan menggunakan sarana, waktu dan tenaga yang dimiliki)

Adapun faktor yang perlu diperhatikan dalam memilih strategi pembelajaran dalam kegiatan inti pembelajaran (intruksional) ini, antara lain :
a)      Tujuan
Setiap tuntutan penguasaan materi menuntut kegiatan pembelajaran yang berbeda.
ketrampilan ® latihan
berpendapat ® kesempatan berpendapat

b)      Materi
Materi dalam kegiatan inti ini dapat berupa materi abstrak, maksudnya materi yang sifatnya hanya bisa di angan-angan/ di bayangkan, mengajak siswa untuk berfantasi dan agar siswa dapat cepat memahaminya maka perlu di berikan contoh. Misal materi abstrak seperti bentuk planet dan benda-benda ruang angkasa, semua itu hanya bisa di angan-angan karena kita belum tahu persis bagaimana bentuk planet-planet tersebut karena kita belum berkontak langsung dengan planet itu, kita hanya mengetahui dan meyakininya secara abstrak (berdasarkan pemikiran pakar melalui melihat gambarnya pada atlas ataupun miniature planet). Selain itu, materi dalam kegiatan inti ini dapat berupa materi baru yang memerlukan adanya demonstrasi atau penjelasan lebih detail atau spesifik terhadap obyek yang dituju. Selain kedua materi diatas, terkadang para guru juga menggunakan jenis materi yang sudah dikenal dan bisa di kembangkan menggunakan teknik problem solving.

c)      Siswa
Adapun hal- hal yang perlu diperhatikan dari segi siswa dalam kegiatan inti pembelajaran, diantaranya ialah memperhatikan karakteristik dan jumlah siswa ( praktikum, pastikan alat dan bahannya tidak asing bagi mereka).

d)     Guru
Kemampuan guru dalam proses ini juga perlu diperhatikan, jika kurang mampu tarhadap sesuatu hal dapat meminta bantuan teman lain sejawat.

e)      Fasilitas, Ruang dan Waktu
Komponen-komponennya meliputi:
-          Fasilitas yang tersedia dimanfaatkan serta disesuaikan  dengan kondisi siswa.
-          Waktu yang tersedia harus dimanfaatkan dengan efektif dan efisien dengan memilih strategi yang sesuai.
f)       Penggunaan media
Mengkonkretkan yang bersifat abstrak, dapat menghadirkan objek berbahaya, dapat menampilkan objek yang besar atau yang kecil, memperlihatkan gerakan yang terlalu cepat. Berikut ini keuntungan yang di dapat sebagai pengaruh penggunaan media dalam kegiatan inti pembelajaran, yaitu :
-                 siswa dapat berinteraksi langsung dengan lingkungan
-                 Keseragaman dalam berpresepsi
-                 Membangkitkan motivasi
-                 Mengatasi keterbatasan waktu dan ruang
-                 Menyajikan metari yang konsisten, dapat diulang
-                 Menyajikan materi secara serempak bagi seluruh siswa


C.      Kegiatan Akhir dan Tindak Lanjut Pembelajaran
Kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus direncanakan dan dilaksanakan secara sistematis, efektif, efisien, dan flesibel. Kegitan akhir dan tindak lanjut pembelajaran harus merupakan rangkaian kegiatan pendahuluan dan kegiatan inti pembelajaran.

Menurut Udin S. Winataputra, dkk. (2003) mengemukakan hal-hal yang dilakukan dalam kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran, yaitu: (a) penilaian akhir; (b) analisis hasil penilaian akhir; (c) tindak lanjut; (d) mengemukakan topik yang akan dibahas pada waktu yang akan datang; dan (e) menutup kegiatan pembelajaran.

Mulyasa (2003) mengemukakan dua kegiatan pokok pada akhir pembelajaran, yaitu : (a) pemberian tugas dan (b) post tes. Sementara itu, Depdiknas (2003) mengemukakan dalam kegiatan akhir perlu dilakukan penilaian formatif, dengan memperhatikan hal-hal berikut: (a) kembangkan cara-cara untuk menilai hasil pembelajaran peserta didik; (b) gunakan hasil penilaian tersebut untuk melihat kelemahan atau kekurangan peserta didik dan masalah-masalah yang dihadapi guru; dan (c) cari metodologi yang paling tepat yang sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai.

Berdasarkan penjelasan diatas, maka secara garis besar kegiatan akhir dan tindak lanjut pembelajaran bertujuan, antara lain :
a)         Untuk memantapkan materi yang telah dipelajari
b)        Untuk mengetahui keberhasilan pelaksanaan pembelajaran yang telah berlangsung.
c)         Untuk mengetahui kompetensi mana yang telah dikuasai dan yang belum dikuasai dengan memberikan suatu tes.
Berikut ini akan di jelaskan bentuk-bentuk dari kegiatan akhir pembelajaran yaitu:
a)         Meninjau kembali penguasaan siswa
Guru harus meninjau atau mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilakukan dengan cara memeriksa kelengkapan catatan / ringkasan materi / rangkuman materi yang diajarkan.
b)        Melaksanakan Penilaian (Post tes)
Guru juga dapat melakukan suatu penilaian di setiap akhir kegiatan pembelajaran yang berupa Post tes untuk mengtahui tingkat kepahaman dan keberhasilan kegiatan pembelajaran yang telah dilakukan apakah hasilnya efektif atau tidak agar kedepannya proses pembelajaran dapat lebih menyenangkan dan lebih baik lagi.

Sedangkan bentuk-bentuk dari melaksanakan kegiatan tindak lanjut pembelajaran setelah di laksanakannya kegiatan akhir pembelajaran, antara lain:
-          Memberi Pekerjaan Rumah (PR)
-          Membahas kembali materi yang dianggap sulit
-          Menugaskan membaca materi pelajaran tertentu
-          Memberi motivasi
-          Menyampaikan materi berikutnya


DAFTAR PUSTAKA

Udin S. Winata Putra, dkk.1997. Buku Materi Pokok Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Universitas Terbuka.
Sri Anitah W, dkk. 2009.  Strategi Pembelajaran di SD. Jakarta: Universitas Terbuka.
Sa’adah, Munjiati. 2014. Buku Bahan Ajar Pengajaran Micro (Micro Teaching). Pringsewu: STKIP Muhammadiyah Pringsewu Lampung.
Raharyanti, Anjar. 2012. Teori Pembelajaran Thorndike (dalam http://ajenganjar.blogspot.com ) diakses tanggal 09 Oktober 2014.
Sudrajat, Akhmad. 2008. Prosedur Pembelajaran (dalam http://akhmadsudrajat.wordpress.com ) diakses tanggal 09 Oktober 2014.

SITUS WEB: