http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Saturday 18 October 2014

Evaluasi dalam Management Program BK



A.      Konsep Dasar Evaluasi dalam Management Program BK
Sugiyo (36: 2011) menjelaskan bahwa management bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus dikuasai oleh konselor. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatannya seorang konselor harus merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi kegiatan bimbingan dan konseling. Melalui perencanaan yang baik akan memperoleh kejelasan arah pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling serta memudahkan untuk mengontrol kegiatan yang dilaksanakan.

Dalam upaya pemberian layanan bimbingan dan konseling di sekolah, konselor harus menyusun program Bimbingan dan Konseling (program BK) minimal setiap kali memasuki tahun ajaran baru yakni satu tahun sekali. Berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling yang akan di berikan kepada para siswa, konselor perlu membuat perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi program bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan layanan bimbingan. Hal tersebut penting dilaksanakan karena program bimbingan dan konseling terdiri atas berbagai elemen dan komponen serta melibatkan banyak pihak yang harus disenergikan agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara efektif dan efisien. Untuk itu, program tersebut perlu dikelola secara sistematis melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (ABKIN, 2007; Gysbers & Henderson, 2006; Bowers & Hatch, 2002; Schmidt, 1999).

Program layanan BK tidak terlepas dari kegiatan pendidikan pada umumnya (menyangkut kurikulum, aktivitas pembelajaran, aktivitas penugasan, aktivitas pengerjaan proyek / tugas akademik, aktivitas pengembangan diri, dan sebagainya) yang kesemuanya melibatkan proses-proses mental siswa. Bidang-bidang layanan BK yang dikemas dalam ragam jenis layanan: pribadi, social, belajar, dan karier, Program BK dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari perencanaan, desain, implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan. Melalui penerapan fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan kegiatan dan layanan BK dapat diselenggarakan secara tepat sasaran dan terukur. Kegiatan untuk mengukur keberhasilan suatu program dikenal sebagai evaluasi program. Secara implisit batasan tersebut mengisyaratkan program sebagai kumpulan metode, keterampilan dan keperluan yang diperlukan untuk menetapkan apakah suatu layanan kemanusiaan diperlukan dan kemungkinan besar dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi, dan yang sudah direncanakan ( Fitri Artanti, 2007:21).

Evaluasi program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk melihat tingkat keberhasilan suatu program (Suharsimii Arikunto, 2004). Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan yang direncanakan. Apabila kita membatasi pengertian “program" sebagai kegiatan yang direncanakan, maka program tersebut tidak lagi disebut demikian jika kegiatannya telah dilaksanakan. Namun, kalau kita amati dari kehidupan sehari-hari ada pula kegiatan yang dilaksankan tanpa rencana. Evaluasi program biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk menentukan kebijakan selanjutnya.

Dengan melalui evaluasi program, langkah evaluasi bukan hanya dilakukan serampangan saja tetapi sitematis, rinci, dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara cermat. Dengan menggunakan metode-metode tertentu maka kan diperoleh data yang handal dan dapat dipercaya. Penentuan kebijakan akan tepat apabila data yang digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut benar, akurat, dan lengkap. 
B.       Jenis – Jenis Evaluasi dalam Management Program BK
Evaluasi program tersendiri terdiri beberapa jenis yang mana masing-masing jenis mempunyai tujuan dan sasaran tertentu dengan tujuan yang berbeda. Menurut Hamalik (2003:212), mengemukakan bahwa jenis-jenis evaluasi diantaranya :
a.       Evaluasi perencanaan atau evaluasi pengembangan, sasaran utamanya adalah memberi bantuan kepada penyusun program dengan cara menyediakan informasi yang diperlukan delam rangka mendesain program. Hasil evaluasi akan digunakan untuk meramalkan implementasi program dikemudian hari.
b.      Evaluasi monitoring dilakukan dengan tujuan untuk memeriksa apakah program mencapai sasaran yang efektif. Apakah hal-hal kegiatan yang disusun secara spesifik dalam program itu terlaksana sebagaimana mestinya. Kenyataan tidak jarang justru mencapai sasaran karena apa yang telah didesain dalam program tidak dilaksanakan berbagai alasan seperti pengadaan personal, fasilitas, perlengkapan, biaya dan factor penyebab lainnya. Dengan demikian evaluasi monitoring program sangat penting dilakukan.
c.       Evaluasi dampak, bertujuan menilai seberapa jauh program dapat memberikan pengaruh tertentu pada ssasaran yang diitetapkan, apakah program berdampak positif atau sebaliknya. Dampak tersebut dinilai berdasarkan krietria-kriteria keberhasilan sehingga indikator tercapainya tujuan program, karenanya tujuan program tersebut perlu dispesifikasikan agar dapat diamati dan diukur setelah program tersebut dilaksanakan.
d.      Evaluasi efisiensi, dimaksudkan untuk menilai seberapa tingkat efisiensi suatu program. Apakah program mampu memberikan keuntungan memadai ditinjau dari segi biaya yang dikeluarkan, tenaga yang digunakan dan waktu yang terpakai.
e.       Evaluasi program komprehensif, yaitu dampak menyeluruh terhadap program yang meliputi Implementasi program, dampak atau pengaruhnya setelah program dilaksanakan dan tingkat efisiensi program.

C.      Langkah - Langkah Pelaksanaan Evaluasi Program BK
Pelaksanaan evaluasi program ditempuh dengan cara sebagai berikut (Depdiknas, 2007) ;
1)      Merumuskan masalah atau intrumentasi
Pada prinsipnya mengevaluasi program adalah memperoleh data yang diperlukan dalam mengambil keputusan, maka dalam mengevaluasi konselor perlu menyiapkan instrument yang terkait dengan kegiatan yang dilakukan berdasar program yang disusun. Pada dasarnya terkait dengan dua aspek pokok yang perlu dievaluasi yaitu; (1) tingkat keterlaksanaan program / pelayanan yaitu aspek proses dan (2) tingkat ketercapaian program / pelayanan yaitu aspek hasil.
2)      Mengembangkan atau menyusun pengumpul data
Untuk memperoleh yang diperlukan, yaitu mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu menyususun instrument relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu antara lain angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, studi dokumentasi dsb.
3)      Mengumpulkan dan menganalisis data
Data yang telah dikumpulkan kemudian dianalisis, dari hasil analisis data akan dapat diketahui program-program mana yang terlaksana dan mana yang tidak, yang terlaksana dengan adanya hambatan, tujuan kegiatan-kegiatan yang adanya hambatan, tujuan kegiatan-kegiatan yang telah dan belum tercapai.
4)      Melakukan tindak lanjut (follow up)
Berdasarkan hasil-hasil dan temuan yang diperoleh, maka dapat dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut dapat berupa perbaikan-perbaikan program dana dapat berupa pengembangan program. Perbaikan program dapat dilakukan dengan memperbaiki berbagai hal yang dipandang lemah, kurang baik, kurang tepat, kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai. Pengembangan program dapat dilakukan dengan cara mengubah atau menambah beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektifitas program.

D.      Kedudukan Evaluasi dalam Management Program BK
Kedudukan evaluasi dalam management program bimbingan dan konseling sungguh sangat penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan keseluruhan proses pelayanan bimbingan dan konseling. Penting karena dengan adanya kegiatan evaluasi dapat membantu memberikan umpan balik (feed back) kepada konselor / guru pembimbing untuk memperbaiki atau mengembangkan program bimbingan dan konseling. Dengan adanya feed back tersebut, maka akan diketahui hal-hal apa saja yang menjadikan penyebab program dan pelayanan bimbingan dan konseling tersebut berhasil atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan adanya feed back juga diketahui dimanakah letak kegagalan dan kesuksesan dari program dan pelayanan BK yang telah diberikan pada siswa/ peserta didik di sekolah. Dengan diketahuinya beberapa hal tersebut, maka dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan program dan pelayanan bimbingan dan konseling di masa atau tahun ajaran yang akan datang.

Selain itu, evaluasi juga mempunyai kedudukan yang tak terpisahkan dari alur management program bimbingan dan konseling secara keseluruhan, karena memberikan informasi kepada pihak pimpinan sekolah, konselor mata pelajaran, dan orang tua siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi meningkatkan kualitas implementasi program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Strategi pelayanan bimbingan dan konseling kepada peserta didik pun menempatkan evaluasi sebagai salah satu langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem instruksional menempatkan kegiatan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan kinerja management dalam pelayanan bimbingan dan konseling pola P3M-T berikut, pasti kita akan tahu betapa tidak dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan keseluruhan proses pelayanan program bimbingan dan konseling, yaitu:
P = Perencanaan : Perencanaan (Program Tahunan, Semesteran, Bulanan, Mingguan, dan Harian)
P = Pengorganisasian : Pengorganisasian prasarana, sarana, personalia, tempat, waktu dan administrasi
P = Pelaksanaan : Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan perencanaan dan pengorganisasiannya
M = Monitoring : Pengontrolan, dalam arti monitoring dan evaluasi
T = Tindak lanjut : Upaya tindak lanjut hasil penilaian

Berdasarkan penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan evaluasi dalam management program bimbingan dan konseling di sekolah ialah pada tahap monitoring.

E.       Urgensi Evaluasi dalam Management Program BK
Evaluasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling memiliki nilai intrinsik dalam membantu konselor untuk memonitor dan mengevaluasi efektivitas layanan yang mereka berikan kepada para kliennya. Menurut Sink (2005), evaluasi program BK dapat membantu konselor untuk menentukan layanan-layanan mana yang memberi dampak positif kepada para peserta didik dan mengidentifikasi hambatan-hambatan yang menggangu kesuksesan peserta didik, serta menuntun konselor dalam merancang layanan-layanan yang efektif bagi peserta didik mereka

Secara teoritik siklus terakhir dalam proses pelaksanaan program adalah evaluasi, yang bertujuan memberikan informasi mengenai kinerja program setelah diimplementasikan. Evaluasi sangatlah penting sebagai bentuk akuntabilitas public guru bimbingan dan konseling (konselor) atas kinerjanya. Dalam keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, kegiatan evaluasi (penilaian) diperlukan untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.



DAFTAR PUSTAKA

Ketut Sukardi, Dewa. 2008. Proses  Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Rahman, Fathur. 2014. Modul ajar Pengembangan dan evaluasi program BK.  Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Eddy Wibowo, Mungin. 2002. Pelaksanaan Program Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah.
Juntika Nurihsan, Achmad. 2009. Strategi Layanan Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Refika Aditama.
Juntika Nurihsan, Achmad. 2007. Bimbingan dan Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : PT Refika Aditama.

1 comment :