A.
Konsep
Dasar Evaluasi dalam Management Program BK
Sugiyo (36: 2011) menjelaskan bahwa management
bimbingan dan konseling merupakan salah satu kompetensi dasar yang harus
dikuasai oleh konselor. Hal tersebut dikarenakan dalam kegiatannya seorang
konselor harus merencanakan, mengorganisasikan, melaksanakan dan mengevaluasi
kegiatan bimbingan dan konseling. Melalui perencanaan yang baik akan memperoleh
kejelasan arah pelaksanaan kegiatan bimbingan dan konseling serta memudahkan
untuk mengontrol kegiatan yang dilaksanakan.
Dalam upaya pemberian
layanan bimbingan dan konseling di sekolah, konselor harus menyusun program Bimbingan
dan Konseling (program BK) minimal setiap kali memasuki tahun ajaran baru yakni
satu tahun sekali. Berkaitan dengan layanan bimbingan dan konseling yang akan
di berikan kepada para siswa, konselor perlu membuat perencanaan, pelaksanaan,
dan evaluasi program bimbingan dan konseling dalam penyelenggaraan layanan
bimbingan. Hal tersebut penting dilaksanakan karena program bimbingan dan
konseling terdiri atas berbagai elemen dan komponen serta melibatkan banyak
pihak yang harus disenergikan agar dapat mencapai tujuan yang ditetapkan secara
efektif dan efisien. Untuk itu, program tersebut perlu dikelola secara sistematis
melalui perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi (ABKIN, 2007; Gysbers & Henderson, 2006; Bowers & Hatch, 2002;
Schmidt, 1999).
Program layanan BK
tidak terlepas dari kegiatan pendidikan pada umumnya (menyangkut kurikulum,
aktivitas pembelajaran, aktivitas penugasan, aktivitas pengerjaan proyek / tugas
akademik, aktivitas pengembangan diri, dan sebagainya) yang kesemuanya
melibatkan proses-proses mental siswa. Bidang-bidang layanan BK yang dikemas
dalam ragam jenis layanan: pribadi, social, belajar, dan karier, Program BK
dikembangkan melalui serangkaian proses sistematis sejak dari perencanaan,
desain, implementasi, evaluasi, dan keberlanjutan. Melalui penerapan
fungsi-fungsi manajemen tersebut diharapkan kegiatan dan layanan BK dapat
diselenggarakan secara tepat sasaran dan terukur. Kegiatan
untuk mengukur keberhasilan suatu program dikenal sebagai evaluasi program. Secara implisit batasan tersebut mengisyaratkan
program sebagai kumpulan metode, keterampilan dan keperluan yang diperlukan
untuk menetapkan apakah suatu layanan kemanusiaan diperlukan dan kemungkinan
besar dimanfaatkan sesuai dengan kebutuhan yang telah diidentifikasi, dan yang
sudah direncanakan ( Fitri Artanti,
2007:21).
Evaluasi
program adalah suatu rangkaian kegiatan yang dilakukan dengan sengaja untuk
melihat tingkat keberhasilan suatu program (Suharsimii
Arikunto, 2004). Melakukan evaluasi program adalah kegiatan yang
dimaksudkan untuk mengetahui seberapa tinggi tingkat keberhasilan dari kegiatan
yang direncanakan. Apabila kita membatasi pengertian “program" sebagai
kegiatan yang direncanakan, maka program tersebut tidak lagi disebut demikian
jika kegiatannya telah dilaksanakan. Namun, kalau kita amati dari kehidupan
sehari-hari ada pula kegiatan yang dilaksankan tanpa rencana. Evaluasi program
biasanya dilakukan untuk kepentingan pengambil kebijakaan untuk menentukan
kebijakan selanjutnya.
Dengan
melalui evaluasi program, langkah evaluasi bukan hanya dilakukan serampangan
saja tetapi sitematis, rinci, dan menggunakan prosedur yang sudah diuji secara
cermat. Dengan menggunakan metode-metode tertentu maka kan diperoleh data yang
handal dan dapat dipercaya. Penentuan kebijakan akan tepat apabila data yang
digunakan sebagai dasar pertimbangan tersebut benar, akurat, dan lengkap.
B.
Jenis
– Jenis Evaluasi dalam Management Program BK
Evaluasi
program tersendiri terdiri beberapa jenis yang mana masing-masing jenis
mempunyai tujuan dan sasaran tertentu dengan tujuan yang berbeda. Menurut Hamalik (2003:212), mengemukakan
bahwa jenis-jenis evaluasi diantaranya :
a.
Evaluasi perencanaan
atau evaluasi pengembangan, sasaran utamanya
adalah memberi bantuan kepada penyusun program dengan cara menyediakan
informasi yang diperlukan delam rangka mendesain program. Hasil evaluasi akan
digunakan untuk meramalkan implementasi program dikemudian hari.
b. Evaluasi monitoring dilakukan
dengan tujuan untuk memeriksa apakah program mencapai sasaran yang efektif.
Apakah hal-hal kegiatan yang disusun secara spesifik dalam program itu
terlaksana sebagaimana mestinya. Kenyataan tidak jarang justru mencapai sasaran
karena apa yang telah didesain dalam program tidak dilaksanakan berbagai alasan
seperti pengadaan personal, fasilitas, perlengkapan, biaya dan factor penyebab
lainnya. Dengan demikian evaluasi monitoring program sangat penting dilakukan.
c. Evaluasi dampak, bertujuan
menilai seberapa jauh program dapat memberikan pengaruh tertentu pada ssasaran
yang diitetapkan, apakah program berdampak positif atau sebaliknya. Dampak
tersebut dinilai berdasarkan krietria-kriteria keberhasilan sehingga indikator
tercapainya tujuan program, karenanya tujuan program tersebut perlu
dispesifikasikan agar dapat diamati dan diukur setelah program tersebut
dilaksanakan.
d. Evaluasi efisiensi,
dimaksudkan untuk menilai seberapa tingkat efisiensi suatu program. Apakah
program mampu memberikan keuntungan memadai ditinjau dari segi biaya yang
dikeluarkan, tenaga yang digunakan dan waktu yang terpakai.
e. Evaluasi program komprehensif,
yaitu dampak menyeluruh terhadap program yang meliputi Implementasi program,
dampak atau pengaruhnya setelah program dilaksanakan dan tingkat efisiensi
program.
C.
Langkah
- Langkah Pelaksanaan Evaluasi Program BK
Pelaksanaan evaluasi program ditempuh
dengan cara sebagai berikut (Depdiknas,
2007) ;
1)
Merumuskan masalah atau
intrumentasi
Pada prinsipnya mengevaluasi program
adalah memperoleh data yang diperlukan dalam mengambil keputusan, maka dalam
mengevaluasi konselor perlu menyiapkan instrument yang terkait dengan kegiatan
yang dilakukan berdasar program yang disusun. Pada dasarnya terkait dengan dua
aspek pokok yang perlu dievaluasi yaitu; (1) tingkat keterlaksanaan program / pelayanan
yaitu aspek proses dan (2) tingkat ketercapaian program / pelayanan yaitu aspek
hasil.
2)
Mengembangkan atau menyusun
pengumpul data
Untuk memperoleh yang diperlukan, yaitu
mengenai tingkat keterlaksanaan dan ketercapaian program, maka konselor perlu
menyususun instrument relevan dengan kedua aspek tersebut. Instrumen itu antara
lain angket, pedoman wawancara, pedoman observasi, studi dokumentasi dsb.
3)
Mengumpulkan dan
menganalisis data
Data yang telah dikumpulkan kemudian
dianalisis, dari hasil analisis data akan dapat diketahui program-program mana
yang terlaksana dan mana yang tidak, yang terlaksana dengan adanya hambatan,
tujuan kegiatan-kegiatan yang adanya hambatan, tujuan kegiatan-kegiatan yang
telah dan belum tercapai.
4)
Melakukan tindak lanjut (follow up)
Berdasarkan hasil-hasil dan temuan yang
diperoleh, maka dapat dilakukan tindak lanjut. Tindak lanjut dapat berupa
perbaikan-perbaikan program dana dapat berupa pengembangan program. Perbaikan
program dapat dilakukan dengan memperbaiki berbagai hal yang dipandang lemah,
kurang baik, kurang tepat, kurang relevan dengan tujuan yang ingin dicapai.
Pengembangan program dapat dilakukan dengan cara mengubah atau menambah
beberapa hal yang dipandang dapat meningkatkan kualitas atau efektifitas
program.
D.
Kedudukan Evaluasi dalam Management
Program BK
Kedudukan
evaluasi dalam management program bimbingan dan konseling sungguh sangat
penting, dan bahkan dapat dipandang sebagai bagian yang tak terpisahkan dengan
keseluruhan proses pelayanan bimbingan dan konseling. Penting karena dengan adanya kegiatan evaluasi
dapat membantu memberikan umpan balik (feed back) kepada konselor / guru pembimbing untuk memperbaiki atau
mengembangkan program bimbingan dan konseling. Dengan adanya feed back tersebut, maka akan diketahui
hal-hal apa saja yang menjadikan penyebab program dan pelayanan bimbingan dan
konseling tersebut berhasil atau belum berhasil. Tidak hanya itu, dengan adanya
feed back juga diketahui dimanakah
letak kegagalan dan kesuksesan dari program dan pelayanan BK yang telah
diberikan pada siswa/ peserta didik di sekolah. Dengan diketahuinya beberapa hal
tersebut, maka dapat dijadikan sebagai titik tolak dalam mengadakan perbaikan program
dan pelayanan bimbingan dan konseling di masa atau tahun ajaran yang akan
datang.
Selain
itu, evaluasi juga mempunyai kedudukan yang tak terpisahkan dari alur
management program bimbingan dan konseling secara keseluruhan, karena memberikan
informasi kepada pihak pimpinan sekolah, konselor mata pelajaran, dan orang tua
siswa tentang perkembangan sikap dan perilaku, atau tingkat ketercapaian
tugas-tugas perkembangan siswa, agar secara bersinergi atau berkolaborasi
meningkatkan kualitas implementasi program Bimbingan dan Konseling di sekolah. Strategi pelayanan
bimbingan dan konseling kepada peserta didik pun menempatkan evaluasi sebagai
salah satu langkahnya. Hampir semua ahli prosedur sistem instruksional
menempatkan kegiatan evaluasi ini sebagai langkah-langkahnya. Perhatikan kinerja
management dalam pelayanan bimbingan dan konseling pola P3M-T berikut, pasti
kita akan tahu betapa tidak dapat terpisahkan evaluasi tersebut dengan
keseluruhan proses pelayanan program bimbingan dan konseling, yaitu:
P = Perencanaan : Perencanaan (Program Tahunan, Semesteran,
Bulanan, Mingguan, dan Harian)
P = Pengorganisasian : Pengorganisasian prasarana, sarana,
personalia, tempat, waktu dan administrasi
P = Pelaksanaan : Pelaksanaan kegiatan sesuai dengan
perencanaan dan pengorganisasiannya
M = Monitoring : Pengontrolan, dalam arti monitoring dan
evaluasi
T = Tindak lanjut : Upaya tindak lanjut hasil penilaian
Berdasarkan
penjabaran diatas, maka dapat disimpulkan bahwa kedudukan evaluasi dalam
management program bimbingan dan konseling di sekolah ialah pada tahap
monitoring.
E.
Urgensi Evaluasi dalam Management
Program BK
Evaluasi dalam pelayanan bimbingan dan konseling
memiliki nilai intrinsik dalam membantu konselor untuk memonitor dan
mengevaluasi efektivitas layanan yang mereka berikan kepada para kliennya.
Menurut Sink (2005), evaluasi program
BK dapat membantu konselor untuk menentukan layanan-layanan mana yang memberi
dampak positif kepada para peserta didik dan mengidentifikasi hambatan-hambatan
yang menggangu kesuksesan peserta didik, serta menuntun konselor dalam
merancang layanan-layanan yang efektif bagi peserta didik mereka
Secara teoritik siklus
terakhir dalam proses pelaksanaan program adalah evaluasi, yang bertujuan
memberikan informasi mengenai kinerja program setelah diimplementasikan.
Evaluasi sangatlah penting sebagai bentuk akuntabilitas public guru bimbingan
dan konseling (konselor) atas kinerjanya. Dalam
keseluruhan kegiatan layanan bimbingan dan konseling, kegiatan evaluasi (penilaian) diperlukan
untuk memperoleh umpan balik terhadap keefektifan layanan bimbingan yang telah dilaksanakan. Dengan
informasi ini dapat diketahui sampai sejauh mana derajat keberhasilan kegiatan
layanan bimbingan. Berdasarkan informasi ini dapat ditetapkan langkah-langkah
tindak lanjut untuk memperbaiki dan mengembangkan program selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ketut Sukardi, Dewa. 2008.
Proses Bimbingan dan Konseling di sekolah. Jakarta: Rineka Cipta
Rahman,
Fathur. 2014. Modul ajar Pengembangan dan evaluasi program BK.
Yogyakarta: Universitas Negeri Yogyakarta.
Eddy
Wibowo, Mungin. 2002. Pelaksanaan Program
Bimbingan dan Konseling. Jakarta : Depdikbud Direktorat Jenderal Pendidikan
Dasar dan Menengah.
Juntika
Nurihsan, Achmad. 2009. Strategi Layanan
Bimbingan dan Konseling. Bandung : PT Refika Aditama.
Juntika
Nurihsan, Achmad. 2007. Bimbingan dan
Konseling dalam Berbagai Latar Kehidupan. Bandung : PT Refika Aditama.
nitip jejak
ReplyDeletetanks gan