A.
Pengertian Ingatan
Ingatan merupakan alih bahasa dari memory.
Ingatan adalah sebuah fungsi dari kognisi yang melibatkan otak dalam
pengambilan informasi. Memori atau
ingatan juga diartikan sebagai proses pada saat manusia mengodekan,menyimpan,
dan menarik kembali informasi yang telah lampau (Feldman, 2011).
Setiap bagian dari definisi ini (perekaman, penyimpanan dan penarikan
kembali) merupakan proses- proses yang dapat dianalogikan dengan
prinsip-prinsip kerja keyboards/ papan ketik komputer (perekaman), hard drive (penyimpanan) dan software
(perangkat lunak) yang mengakses informasi yang tersimpan untuk ditampilkan ke
layar (penarikan kembali).
Pada umumnya para ahli memandang ingatan
sebagai hubungan antara pengalaman dengan masa lampau. Apa yang telah diingat adalah hal yang pernah dialami, pernah
dipersepsinya, dan hal tersebut pernah dimasukkan kedalam jiwanya dan disimpan
kemudian pada suatu waktu kejadian itu ditimbulkan kembali dalam kesadaran.
Ingatan merupakan kemampuan untuk menerima dan memasukkan (learning),
menyimpan (retention) dan menimbulkan kembali apa yang pernah dialami (remembering).
Berikut ini ada beberapa pengertian ingatan (memory) yang dikemukan oleh para ahli
diantaranya sebagai berikut:
1.
Slameto (2010)
“Ingatan adalah penarikan kembali informasi yang pernah
diperoleh sebelumnya.” Definisi ini masih sangat sederhana karena hanya
menekankan pada kemampuan seseorang untuk memunculkan kembali informasi yang
telah diperolehnya di masa lalu, dengan kata lain ingatan adalah memunculkan
kembali pengalaman masa lalu.
2.
Chaplin (2002)
“Memory (ingatan, daya ingatan): 1. Fungsi yang
terlibat dalam mengenang atau mengalami lagi pengalaman masa lalu. 2.
Keseluruhan pengalaman masa lampau yang dapat diingat kembali. 3. Satu
pengalaman masa lalu yang khas”.
3. Syah (2004)
“Memori yang biasanya
kita artikan sebagai ingatan itu sesungguhnya adalah fungsi mental yang
menangkap informasi dari stimulus, dan ia merupakan storage system, yakni
sistem penyimpanan informasi dan pengetahuan yang terdapat di dalam otak
manusia.”
4. Fauzi (2004)
“Mengingat merupakan
pengetahuan sekarang tentang pengalaman masa lampau Memori dalam pengertian ini
lebih menekankan pada kemampuan kognitif seseorang, yaitu kemampuan untuk
menyebutkan atau menghafal suatu kegiatan yang pernah dilakukan pada masa
lalu”.
5. Bruno (dalam Syah,
2004)
“Memori ialah proses
mental yang meliputi pengkodean, penyimpanan, dan pemanggilan kembali informasi
dan pengetahuan yang semuanya terpusat dalam otak”.
6. Suryabrata (2010)
“Ingatan didefinisikan
sebagai kecakapan untuk menerima, menyimpan, dan mereproduksi kesan-kesan”.
B.
Teori dalam Ingatan
Berikut
ini ada beberapa teori yang berkaitan dengan Ingatan/Memori, sebagai berikut:
1.
Teori Aus (Disuse theory)
Menurut
teori ini, memori hilang atau memudar karena waktu. Seperti otot, memori kita
baru kuat, bila dilatih terus-menerus. Sejak zaman yunani sampai sekarang, masih
ada anggapan bahwa tugas guru adalah melatih ingatan muridnya. Selama sekolah
orang hanya belajar mengingat. Lagi pula, tidak selalu waktu yang mengauskan
memori. Sering terjadi, kita masi ingat pada peristiwa puluhan tahun yang lalu,
tetapi lupa kejadian seminggu yang lalu.
2. Teori interferensi (Interference
theory)
Menurut
teori ini, memori merupakan meja lilin atau kanvas. Pengalaman adalah lukisan
pad meja lilin atau kanvas itu. Katakanlah, pad kanvas itu sudah terlukis hukum
relativitas. Segara setelah itu, anda mencoba merekam hukum medan gabungan.
Yang kedua akan menyebabkan terhapusnya rekaman yang pertama atau
mengaburkannya. Ini disebut interferensi.
3. Teori Pengolahan Informasi
(Information Processing Memory)
Secara
singkat, teori ini menyatakan bahwa informasi mula-mula disimpan pad sensory
storge (gudang inderwi), kemudian masuk shor-term memory (STM, memori jangka
pendek) lalu dilupakan atau dikoding untuk dimasukkan ke dalam long-term memory
(LTM, memori jangka panjang). Otak manusia dianalogikan dengan komputer.
C.
Jenis-Jenis Ingatan
Pada dasarnya ingatan adalah sesuatu yang
membentuk jati diri manusia dan membedakan manusia dari mahluk hidup lainnya.
Ingatan memberi manusia kemampuan mengingat masa lalu, dan perkiraan pada masa
depan. Secara umum terdapat lima (5) jenis ingatan, yaitu:
1.
Ingatan jangka pendek-SEGERA
Ingatan jangka pendek-SEGERA adalah tempat
dalam otak yang menampung informasi baru yang masuk. Ingatan ini terletak di
bagian depan otak yang disebut lobe depan cerebral korteks. Ingatan ini hanya
dapat menangani tujuh bit informasi (plus atau minus 2) sebelum ingatan itu
menyalurkan informasi ke memori kerja atau memori perantara. Jadi, informasi
apapun yang kita terima pertama kali melalui panca indera kita akan masuk dalam
ingatan jangka pendek-SEGERA ini.
2.
Ingatan jangka pendek-KERJA
Ingatan jangka
pendek-KERJA dapat diandaikan seperti buku catatan yang terbuka di meja kerja
kita. Informasi ditulis, dibaca, atau dicatat dalam ingatan ini. Yang
terpenting, memori ini merupakan apa yang difokuskan saat ini.
- Ingatan jangka pendek-PERANTARA
Memori jangka pendek-PERANTARA adalah buku
catatan yang diletakan di sudut ruangan. Kita dapat mengambilnya jika perlu,
tetapi saat ini ingatan itu tidak penting. Ingatan jangka pendek-PERANTARA
dapat kita umpamakan sebagai “recycle bin” atau tempat sampah dalam komputer,
hanya bedanya komputer dapat mengkosongkannya akan tetapi ingatan kita akan
selalu tersimpan.
- Ingatan jangka panjang-KERJA
Ingatan jangka
panjang-KERJA adalah pengetahuan yang diperlukan sehari-hari. Kita perlu tahu
dimana kita tinggal, berapa nomor telepon kita, dan sebagainya. Pada malam
hari, ketika tidur, semua informasi jangka pendek dimasukan ke dalam ingatan
jangka panjang. Akan menjadi ingatan apakah ingatan jangka pendek itu
selanjutnya, apakah ingatan jangka panjang-KERJA, atau ingatan jangka panjang-
ARSIP tergantung pada pertanyaan apakah informasi ini akan kita perlukan besok
atau dalam waktu dekat? jika jawabannya Ya, maka informasi tersebut disimpan
dalam ingatan jangka panjang-KERJA. Jika jawabannya tidak, maka informasi
tersebut disimpan dalam ingatan jangka panjang-ARSIP.
5.
Ingatan jangka panjang-ARSIP
Ingatan jangka
panjang-ARSIP adalah pengetahuan yang tidak kita gunakan saat ini atau tidak
akan digunakan untuk waktu lama. Ingatan yang disimpan makin lama tentunya
semakin banyak sehingga banyak hal yang ditumpuk membuat ingatan yang pertama
disimpan sulit diingat kembali. Seperti halnya barang-barang di gudang sebuah
rumah, awalnya gudang itu kosong lalu kotak pertama diletakkan di sudut,
kemudian kotak kedua di sudut yang lain, kemudian ditumpuk, lalu tambahkan
hingga 1000 kotak. Kotak pertama tentu masih ada di sana, akan tetapi sulit
untuk mengambilnya.
D.
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Ingatan
Ada beberapa faktor yang dapat mempengaruhi proses
ingatan (ketika mengingat), baik ketika informasi itu datang, maupun ketika informasi
itu disimpan, antara lain:
1.
Menganggap suatu informasi itu penting atau
tidak penting.
Ini merupakan alasan paling umum mengapa
informasi dilupakan. Kita hanya mengingat hal-hal yang menarik minat kita saja.
Jika informasi itu tidak dianggap penting maka informasi itu tidak akan
disimpan di dalam ingatan jangka panjang.
2.
Adanya gangguan
Suatu rangsangan lain yang muncul bersamaan
dengan tahap pemrosesan ingatan, jika gangguan terjadi, upaya untuk kembali
menampilkan ingatan akan menjadi gagal. Misalnya anda mengingat nomor telepon
yang tidak pernah diketahui sebelumnya, ucapkan nomor tersebut beberapa kali
sebelum disimpan dalam ingatan jangka pendek, kemudian mengobrollah sebentar
dengan seseorang. Apakah Anda masih ingat dengan nomor telepon tadi setelah
percakapan selesai? kemungkinan besar anda akan sulit untuk mengingatnya
kembali.
3.
Kondisi psikologis
Kinerja ingatan kita akan mencapai puncak jika
berada dalam tingkatan stress yang memadai. Namun, kinerja tersebut akan
menurun jika stress menjadi berlebihan atau kronis. Salah satu aspek penting
dalam mengingat sesuatu adalah perhatian dan fokus. Cobalah bayangkan bagaimana
konsentrasi kita ketika merasa cemas. Dalam keadaan seperti itu kemungkinan
besar kita akan membuat kesalahan, melupakan sesuatu, atau merasa bingung.
4.
Faktor fisik atau kesehatan
Beberapa penyakit memang mempengaruhi ingatan
kita seperti Alzheimer (lupa pada hal-hal yang baru tetapi ingat pada
hal-hal yang lama), amnesia, dan lain sebagainya. Selain itu kesehatan fisik
kita juga mempengaruhi kemampuan kita dalam mengingat. Untuk itu asupan makanan
yang bergizi menjadi penting dalam menjaga tubuh selalu dalam kesehatan
yang prima sehingga proses mengingat dapat dilakukan dengan baik.
5.
Kerapihan dalam menyimpan
Kerapihan dalam menyimpan berbagai informasi
menjadi kunci apakah informasi itu tersimpan baik atau tidak. Untuk
menyimpan informasi dengan baik, kita dapat menggunakan metode mnemonik atau
(metode mengingat).
E.
Proses dalam Mengingat
Dalam proses mengingat informasi ada 3 tahapan yaitu memasukkan informasi
(encoding), penyimpanan (storage), dan mengingat (retrieval stage). Adapun penjelasan ketiganya sebagai berikut:
1. Tahap Memasukkan (Encoding)
Proses Encoding
(pengkodean terhadap apa yang dipersepsi dengan cara mengubah menjadi
simbol-simbol atau gelombang-gelombang listrik tertentu yang sesuai dengan
peringkat yang ada pada organisme). Jadi encoding merupakan suatu proses
mengubah sifat suatu informasi ke dalam bentuk yang sesuai dengan sifat-sifat
memori organisme. Proses ini sangat mempengaruhi lamanya suatu informasi
disimpan dalam memori.
Proses pengubahan
informasi ini dapat terjadi dengan dua cara, yaitu:
a. Tidak sengaja, yaitu apabila hal-hal
yang diterima oleh inderanya dimasukkan dengan tidak sengaja ke dalam
ingatannya. Contoh konkritnya dapat kita lihat pada anak-anak yang umumnya
menyimpan pengalaman yang tidak disengaja, misalnya bahwa ia akan mendapat apa
yang diinginkan jika ia menangis keras-keras sambil berguling-guling.
b. Sengaja, yaitu bila individu
dengan sengaja memasukkan pengalaman dan pengetahuan ke dalam ingatannya.
Contohnya kita sebagai mahasiswa, dimana dengan sengaja kita memasukkan segala
hal yang dipelajarinya di perguruan tinggi.
2. Tahap Menyimpan (Storage)
Tahap kedua dari
ingatan adalah mengenai penyimpanan (penyimpanan terhadap apa yang telah
diproses dalam encoding, apa yang dipelajari atau apa yang dipersepsi). Sesuatu yang telah dipelajari biasanya akan tersimpan
dalam bentuk jejak-jejak (traces) dan bisa ditimbulkan kembali.
Jejak-jejak tersebut biasa juga disebut dengan memory traces. Walaupun
disimpan namun jika tidak sering digunakan maka memory traces tersebut
bisa sulit untuk ditimbulkan kembali bahkan juga hilang, dan ini yang disebut
dengan kelupaan. Sehubungan dengan masalah retensi dan kelupaan, ada satu hal
yang penting yang dapat dicatat, yaitu mengenai interval atau waktu antara
memasukkan dan menimbulkan kembali.
Masalah
interval dapat dibedakan atas lama interval dan isi interval:
a. Lama interval, yaitu berkaitan dengan lamanya waktu pemasukan bahan
(act of remembering). Lama interval berkaitan dengan kekuatan retensi.
Makin lama intervalnya, makin kurang kuat retensinya, atau dengan kata lain
kekuatan retensinya menurun.
b. Isi interval, yaitu berkaitan dengan aktivitas-aktivitas yang
terdapat atau mengisi interval. Aktivitas-aktivitas yang mengisi interval akan
merusak atau mengganggu memory traces, sehingga kemungkinan individu
akan mengalami kelupaan.
Atas dasar lama interval dan isi interval, hal
tersebut merupakan sumber atau dasar berpijak dari teori-teori mengenai kelupaan.
3. Tahap Menimbulkan Kembali (Retrival)
Tahap ketiga ingatan
adalah berkaitan dengan menimbulkan kembali hal-hal yang disimpan dalam
ingatan. Proses mengingat kembali merupakan suatu proses mencari dan menemukan
informasi yang disimpan dalam memori untuk digunakan kembali bila dibutuhkan.
Mekanisme dalam proses mengingat kembali sangat membantu organisme dalam
menghadapi berbagai persoalan sehari-hari. Seseorang dikatakan “Belajar dari
Pengalaman” karena ia mampu menggunakan berbagai informasi yang telah
diterimanya di masa lalu untuk memecahkan berbagai masalah yang dihadapi saat
ini juga.
Menimbulkan
kembali ingatan yang sudah disimpan dapat menggunakan cara:
a. Recall, yaitu proses mengingat kembali informasi yang
dipelajari di masa lalu tanpa petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya
mengingat nama seseorang tanpa kehadiran orang yang dimaksud.
b.
Recognize,
yaitu proses mengenal kembali informasi yang sudah
dipelajari melalui suatu petunjuk yang dihadapkan pada organisme. Contohnya
mengingat nama seseorang saat ia berjumpa dengan orang yang bersangkutan.
c.
Redintegrative, yaitu proses mengingat dengan menghubungkan berbagai informasi menjadi
suatu konsep atau cerita yang cukup kompleks. Proses mengingat reintegrative
terjadi bila seseorang ditanya sebuah nama, misalnya Siti Nurbaya (tokoh
sinetron), maka akan teringat banyak hal dari tokoh tersebut karena orang
tersebut telah menontonnya berkali-kali.
F.
Metode dalam Ingatan
Beberapa metode yang
digunakan dalam penelitian ingatan dapat dikemukakan sebagai berikut:
1.
Metode dengan melihat waktu atau usaha belajar (the learning time method)
Metode ini merupakan
metode penelitian ingatan dengan melihat sejauh mana waktu yang diperlukan oleh
seseorang untuk dapat menguasai materi yang dipelajari dengan baik, seperti
dapat mengingat kembali materi tersebut tanpa kesalahan. Misalnya seseorang
yang disuruh mempelajari suatu syair lagu dan orang tersebut harus menimbulkan
kembali syair tanpa ada kesalahan. Bila kriteria ini telah terpenuhi, maka diukur
waktu yang diperlukan hingga mencapai kriteria tersebut. Individu yang satu
lebih cepat daripada individu yang lain, tetapi ada pula yang lambat. Hal
tersebut menunjukkan bahwa waktu atau usaha yang dibutuhkan oleh seseorang
berbeda-beda sesuai dengan kemampuan masing-masing.
2.
Metode belajar kembali (the relearning method)
Metode ini merupakan
metode yang berbentuk dimana suatu individu disuruh mempelajari kembali materi
yang telah dipelajari sampai pada suatu kriteria tertentu. Dalam relearning,
untuk mempelajari materi yang sama untuk kedua kalinya membutuhkan waktu yang
relatif lebih singkat dibanding dengan pertemuan pertama. Jadi, dapat
disimpulkan bahwa semakin sering dipelajari, semakin singkat waktu yang
dibutuhkan untuk mempelajarinya, dan semakin banyak materi yang dapat diingat
dengan baik, dan makin sedikit materi yang dilupakan. Hal tersebut menunjukkan
bahwa proses relearning ada waktu yang dihemat untuk disimpan. Oleh
karena itu metode ini disebut juga dengan metode saving method.
3.
Metode rekonstruksi
Metode ini menugaskan
individu untuk mengkronstruksi kembali materi yang telah diberikan kepadanya.
Dalam mengkonstruksi kembali dapat diketahui waktu yang digunakan,
kesalahan-kesalahan yang diperbuat, sampai pada kriteria tertentu. Contohnya
seperti bermain puzzle.
4.
Metode mengenali kembali (recognition)
Dalam metode ini
penelitian dalam memori ditekankan pada recognition (mengenal kembali).
Jadi subjek diminta untuk mempelajari materi kemudian materi tadi disajikan
ulang dengan penyertaan materi lain. Adanya materi lain untuk mentes subjek
apakah ia mampu mengenal kembali materi yang telah dipelajari sebelumnya
diantara materi-materi lain yang disajikan.
5.
Metode mengingat kembali
Dalam metode ini yang ditekankan adalah proses recall (mengingat
kembali) terhadap apa yangtelah dipelajari sebelumnya. Misalnya pada tes yang
berbentuk essai atau pada tugas-tugas pengarang dimana subjek diminta untuk
mengingat kembali peristiwa atau pengalaman yang dialaminya.
6.
Metode asosiasi berpasangan
Metode ini mengambil
bentuk subjek disuruh mempelajari materi secara berpasang-pasangan. Untuk
mengetahui sejauh mana kemampuan mengingat apa yang telah dipelajarinya,
maka dalam evaluasi, salah satu pasangan digunakan sebagai stimulus, dan subjek
disuruh menampilkan kembali (baik recall maupun recognition).
G.
Strategi Meningkatkan Kinerja Ingatan
Secara garis besar daya
mengingat atau kapasitas ingatan setiap orang dapat ditingkatkan, paling
sedikit penggunaannya dapat dioptimalkan melalui latihan-latihan dan
strategi-strategi tertentu. Adapun strategi dan teknik untuk membantu
meningkatkan kinerja ingatan seseorang diantaranya yaitu:
1. Imajeri Visual
Imajeri visual yaitu
gambaran mengenai sesuatu di dalam pikiran. Misalnya, mengingat kata kerbau,
maka orang dapat membayangkan di dalam pikirannya mengenai gambar kerbau di
buku atau seekor kerbau berada ditengah sawah. Dengan mengingat suatu
peristiwa, orang dapat melakukannya dengan membayangkan kembali peristiwa itu
di dalam pikirannya.
2.
Organisasi
Mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan atau pola tertentu, misalnya berupa serial atau hirarki. Organisasi serial dapat dipergunakan ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan kejadian-kejadian itu sesuai dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai yang baru terjadi, atau sebaliknya.
Mengorganisasikan informasi sehingga membentuk suatu tatanan atau pola tertentu, misalnya berupa serial atau hirarki. Organisasi serial dapat dipergunakan ketika seseorang harus mengingat banyak kejadian. Ia dapat menyusun secara urutan kejadian-kejadian itu sesuai dengan waktu kejadian, dari yang sudah lama sampai yang baru terjadi, atau sebaliknya.
3.
Mediasi
Menggunakan mediasi atau perantara. Cara ini dilakukan dengan menambahkan kata-kata atau gambar-gambar di dalam materi yang akan diingat. Misalnya kata cerdas, agar lebih mudah mengingat artinya maka seseorang dapat menambahkan kata tersebut dengan solusi cerdas atau orang cerdas. Selain itu, mediasi juga dapat dilakukan dengan membuat singkatan.
Menggunakan mediasi atau perantara. Cara ini dilakukan dengan menambahkan kata-kata atau gambar-gambar di dalam materi yang akan diingat. Misalnya kata cerdas, agar lebih mudah mengingat artinya maka seseorang dapat menambahkan kata tersebut dengan solusi cerdas atau orang cerdas. Selain itu, mediasi juga dapat dilakukan dengan membuat singkatan.
4.
Simbol
Mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat, misalnya mengganti simbol huruf dengan angka atau sebaliknya.
Mengganti simbol terhadap objek yang ingin diingat, misalnya mengganti simbol huruf dengan angka atau sebaliknya.