Pembelajaran Kreatif (Creative
Learning)
Pembelajaran
kreatif merupakan proses pembelajaran yang mengharuskan guru dapat memotivasi
dan memunculkan kreatifitas peserta didik selama proses pembelajaran
berlangsung, dengan menggunakan beberapa metode dan strategi yang variatif,
misalnya kerja kelompok, pemecahan masalah dan sebagainya.
Pembelajaran
kreatif mengharuskan guru untuk mampu merangsang peserta didik memunculkan
kreatifitas, baik dalam konteks kreatif berfikir maupun dalam konteks kreatif
melakukan sesuatu. Kreatif dalam berfikir merupakan kemampuan imajinatif namun
rasional. Berfikir kreatif selalu berawal dari berfikir kritis yakni menemukan
dan melahirkan sesuatu yang sebelumnya tidak ada atau memperbaiki sesuatu yang
sebelumnya tidak baik. Tak seorangpun akan mengingkari bahwa kemampuan dan
ciri-ciri kepribadian sampai tingkat tertentu dipengaruhi oleh oleg faktor
lingkungan seperti keluwarga dan sekolah. Kedua lingkungan pendidikan ini dapat
berfungsi sebagai pendorong (press) dalam pengembangan kreatifitas anak. Berfikir
kraetif ini harus dikembangkan dalam proses pembelajaran, agar peserta didik
terbiasa dengan kreativitas. Terdapat empat tahap dalam peningkatan kebiasaan
berfikir kreatif, yakni :
1. Persiapan,
yakni proses pengumpulan berbagai informasi untuk diuji
2. Inkubasi, yakni
suatu rentang waktu untuk merenungkan hipotesis informasi tersebut sampai
memperoleh keyakinan bahwa hipotesis tersebut rasional.
3. Iluminasi,
yakni kondisi menemukan keyakinan bahwa hipotesis tersebut benar, tepat dan
rasional.
4. Verifikasi,
yakni pengujian kembali hasil hipotesis tersebut untuk dijadikan sebuah
rekomendasi.
Seorang yang
kreatif selalu mempunyai rasa ingin tahu, ingin mencoba-mencoba, berpetualang, suka
bermain-main, serta intuitif. Dalam skala satu sampai sepuluh, seberapa
kretaifkah anda? Steve Curtis, seorang pengusaha dan pakar kreatifitas, selalu
menanyakan pertanyaan ini kepada calon pegawainya. Ia memperkerjakan
orang-orang yang menjawab “Sapuluh”. Ketika diminta menjelaskan kebijakan ini,
ia mengatakan : “Kita semua lahir dengan kreatifitas, dan jika anda yakin anda
adalah orang yang kreatif, anda akan menemukan cara yang kreatif untuk
mengatasi masalah harian baik dalam pekerjaan maupun dalam kehidupan pribadi
anda. Itulah macam orang yang ingin kujadikan rekan kerja”.
Dalam
masyarakat, kita cenderung memandang orang-orang tertentu seperti seniman,
ilmuwan, atau penemu, sebagai orang-orang misterius hanya karena mereka itu
kreatif. Walaupun demikian, kita semua mempunyai kemampuan untuk menjadi
pemikir-pemikir yang kreatif dan pemecah masalah. Yang diperlukan adalah
pikiran yang penuh rasa ingin tahu, kesanggupan untuk mengambil resiko, dan
dorongan untuk membuat segalanya berhasil.
Betapapun besarnya
perhatian terhadap kreatifitas, kebanyakan kreatifitas terwujud cukup
sederhana. Hal itu hampir-hampir tak terlihat oleh peradaban, walaupun dalam
beberapa hal kecil telah membuat hidup kita sedikit lebih nyaman. Luangkan
waktu sesaat untuk mengingat beberapa situasi dimana anda berhasil mencapai
tujuan ketika situasinya tampak tidak memungkinkan. Anda akan terjatuh, atau
terperangkap, atau tertangkap dalam suatu lingkaran yang tak pernah anda masuki
sebelumnya. Tetapi anda dapat menemukan jalan. Itulah kreatifitas.
Dunia terus berubah
dengan kecepatan yang luar biasa, yang sebagian besar disebabkan oleh limpahan
dan ketersediaan informasi yang sangat banyak dan sangat mudah diakses. Semakin
cepat informasi keluar dan diterima oleh orang, semakin cepat orang
menyerapnya, mengombinasikan dan merekombinasikannya untuk menciptakan konsep,
teori, fakta, dan penemuan baru yang lebih banyak lagi. Hal ini menyebabkan
perubahan dunia yang selalu bertambah cepat.
Ini merupakan
implikasi yang luar biasa besarnya bagi kita sebagai pengusaha, guru, peserta
didik, orang tua, dan warga dunia yang bertanggung jawab. Pola pemikiran lama
dan adaptasi pasif mungkin cukup membuat kita hanyut bersama arus, tetapi untuk
menjadi benar-benar efektif dan terinformasi, kita harus mengendalikan
gelombang informasi pascaindustri. Kita memerlukan kemampuan berpikir yang
membuat kita mampu mengasimilasikan informasi baru untuk digunakan dalam rumah
bisnis dan sekolah kita. Kita secara kreatif perlu mengadaptasi informasi itu
untuk hidup kita agar mendapatkan hasil yang positif.
Dalam bukunya Developing
a 21st Century Mind, tokoh pendidik Marsha Sinetar menjelaskan suatu
kualitas “adaptasi kreatif” yang diyakininya sebagai hal yang diigingkan dalam
segala aspek sebagai manusia (dari pertumbuhan pribadi dan pengayaan, hingga
bisnis dan karier, hingga keayahbundaan dna kehidupan keluarga). Adaptasi
kreatif dapat menyerupai permainan dan sesungguhnya itu bersifat permainan,
namun ini melibatkan cara berpikir yang logis dan sekuensial, juga intuitif
serta sangat pribadi. Pendeknya, hal ini merupakan suatu proses
pemikiran seluruh otak untuk penyelesaian masalah secara efektif. Adapun untuk penyelesaian masalah terdapat
beberapa istilah baru untuk proses penyelesaian masalah sebagai berikut :
a.
Berfikir Vertikal, maksudnya
suatu proses bergerak selangkah demi selangkah menuju tujuan anda, seolah-olah
anda sedang menaiki tangga.
b.
Berpikir Lateral,
maksudnya melihat permasalahan anda dari beberapa sudut baru, seolah-olah
melompat dari satu tangga ke tangga lainnya.
c.
Berpikir Kritis, maksudnya
berlatih atau memasukkan penilaian atau evaluasi yang cermat, seperti menilai
kelayakan suatu gagasan atau produk.
d.
Berpikir Analitis, maksudnya suatu
proses pemecahan masalah atau gagasan anda menjadi bagian-bagian. Menuji setiap
bagian untuk melihat bagaimana bagian tersebut saling cocok satu sama lain, dan
mengeksplorasi bagaimana bagian-bagian ini dapat dikombinasikan kembali dengan
cara-cara baru.
e.
Berpikir Strategis, maksudnya
mengembangkan strategi khusus untuk perencanaan dan arah operasi-operasi skala
besar dengan melihat proyek itu dari semua sudut yang mungkin.
f.
Berpikir tentang hasil, maksudnya
meninjau tugas dari perspektif solusi yang dikehendaki.
g.
Berpikir Kreatif, maksudnya efek
“bola lampu” yang terjadi ketika anda menyusun kembali fakta-fakta yang ada dan
muncul dengan pandangan baru tentang masalah itu.
Semua cara
berfikir ini dapat dikategorikan sebagai proses otak kiri- atau otak-kanan.
Dalam kedua kasus di atas, kita akan menemukan bahwa berfikir lateral, hasil,
dan kreatif berada pada otak intuitif kanan, sedangkan berfikir vertikal,
kritis, strategis dan analitis berada pada otak logis kiri. Walaupun demikian,
sebenarnya terjadi banyak hubungan. Penyelesaian masalah, seperti aktifitas
intelektual lainnya, adalah kombinasi dari pemikiran kreatif dan logis. Dan
pemecahan masalah yang sejati menggunakan kombinasi dari semua proses ini.
Penting untuk diingat bahwa kreatifitas melampaui percikan kreatif awal sampai
tahap pelaksanaan gagasan sebenarnya. Adapun kiat-kiat jitu untuk berpikir kreatif adalah :
1.
Ingatlah kesuksesan anda dimasa lalu,
baik yang biasa maupun yang menakjubkan (jika anda pernah berhasil, anda tahu
bahwa anda mampu melakukannya lagi. Ingtalah diri anda tentang hal itu pada
saat anda menggarap suatu tantangan).
2.
Yakinlah bahwa hal ini bisa menjadi
hari terobosan (jalani hari anda dengan keyakinan bahwa sesuatu dapat terjadi
untuk mengubah segalanya. Dengan cara itu, jika sesuatu itu benar-benar muncul,
maka anda akan siap menerimanya.
3.
Latihlah kreatifitas anda dengan
permainan-permainan mental (otak anda, seperti bagian tubuh anda, berfungsi
lebih lancar jika selalu dijaga dalam keadaan prima). Inilah beberapa saran
untuk melakukannya:
a.
Pikirkanlah penggunaan kembali
barang-barang lama
b.
Lihatlah kejadian sehari-hari, dan
susunan uraian kisah tentang peristiwa-peristiwa yang memunculkannya.
c.
Temukan pribahasa-pribahasa yang dapat
anda gunakan untuk menjelaskan sesuatu kepada seseorang.
d.
Pikirkanlah berbagai cara untuk
mengatakan hal yang sama
e.
Tontonlah acara televisi dengan
mematikan suaranya, dan cobalah memperkirakan apa yang dikatakan orang dalam
acara itu.
4.
Ingatlah bahwa kegagalan membawa pada
keberhasilan
5.
Raihlah impian dan fantasi anda
No comments :
Post a Comment