http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Monday, 4 November 2013

KARAKTERISTIK KONSELI




A.      Memahami Konseli
Semua indevidu yang diberi bantuan profesional oleh seorang konselor atas permintaan dia sendiri atau atas permintaan orang lain dinamakan konseli. Karena Ia membutuhkan bantuan, tetapi ada juga yang datangnya bukan kemauan dari dirinya. Dia sadar bahwa dalam dirinya ada suatu kekurangan atau masalah yang memerlukan bantuan seorang ahli yang dapat membantu dirinya dalam mengatasi permasalahannya.
Shertzer and Stone (1987) mengemukakan bahwa keberhasilan dan kegagalan proses konseling ditentukan oleh 3 hal yaitu :
1.      Kepribadian Konseli
Kepribadian konseli cukup menentukan keberhasilan peoses konseling. Aspek-aspek kepribadian konseli adalah sikap, emosi, intelektual, motivasi dan sebagainya. Seorang konseli yang cemas akan Nampak prilakunya pada saat berhadapan dengan konselor, seorang konselor yang efektif akan mengungkap perasaan-perasaan cemas konseli semaksimal mungkin dengan cara menggali atau eksplorasi sehingga keluar dengan leluasa bahkan mungkin diiringi dengan air mata konseli.
Sebagai mana konselor, konseli juga dilatarbelakangi oleh sikap, nilai-nilai, pengalaman, perasaan, budaya, social, ekonomi, dan sebagainya. Semua itu membentuk kepribadiannya. Saat berhadapan dengan konselor dalam proses konseling, maka latarbelakang tersebut akan muncul baik dengan sengaja dimunculkan maupun muncul dengan tidak disengaja
2.      Harapan Konseli
Mengandung makna adanya kebutuhan yang ingin terpenuhi melalui proses konseling. Pada umumnya harapan konseli terhadap proses konseling adalah untuk memperoleh informasi, menurunkan kecemasan, memperoleh jawaban atau jalan keluar dari persoalan yang dialami dan mencari upaya bagaimana dirinya supaya lebih baik dan lebih berkembang.
Factor harapan konselor kadang-kadang dapat pula mengganggu jelannya proses konseling. Terutama jika harapan tersebut tersekesan dipaksakan. Hal ini dapat membuat konseli menjadi tidak kreatif, tergantung, dan mengacaukan konsenterasinya, akibatnya konseli tidak mampu menggali dirinya dan  terjadi konflik dalam diri konseli antara harapan konselor dan harapan dirinya bertentangan, konflik harapan juga bias terjadi antara konseli  dengan orang tuanya, konseli dengan atasan, dan sebagainya.
3.      Pengalaman atau Pendidikan Konseli
Hal ini amat menentukan atas keberhasilan proses konseling. Sebab dengan pengalaman dan pendidikan tersebut, konseli akan mudah menggali dirinya sehingga persoalannya semakin jelas dan upaya pemecahannya semakin terarah. Pengalaman yang dimaksud adalah pengalaman dalam konseling, wawancara, berkomunikasi, berdiskusi, pidato, ceramah, mengajar, melatih keterbukaan, dalam suasana demokratis dikeluarga, kantor, sekolah, dan sebagainya.

B.       Aneka Ragam konseli
Sebagai seorang konselor tentu akan menghadapi berbagai jenis atau ragam konseli yang diantaranya sebagai berikut ini :
1.      Konseli Sukarela yang artinya konseli yang hadir di ruangan atas kesadaran sendiri. Yang secara umum dapat kita kenali cirri-ciri konseli sukarela sebagai berikut:
-          Hadir atas kehendak sendiri
-          Dapat menyesuaikan diri dengan konselor
-          Mudah terbuka
-          Mengikuti proses dengan kesungguhan hati
-          Mengemukakan sesuatu dengan jelas
-          Sikap bersahabat, mengharapkan bantuan
-          Bersedia mengungkap rahasia walaupun menyakitkan

2.      Konseli yang terpaksa adalah konseli yang kehadirannya ri ruang konseling bukan atas dasar keinginannya sendiri. Dia datang atas dorongan dari orang lain. Karakteristik dari konseli yang terpaksa dapat kita kenali ciri-cirinya sebagai berikut :
-          Bersifat tertutup
-          Enggan berbicara
-          Curiga terhadap konselor
-          Kurang bersahabat
-          Menolak secara halus bantuan konselor

3.      Reluctant Client atau Konseli Enggan salah satu bentuk konseli yang seperti ini adalah Dia banyak bicara. Pada prinsipnya konseli yang seperti ini enggan untuk di bantu oleh konselor.Karakteristik atau ciri-ciri konseli seperti ini dapat kita kenali dengan :
-          Enggan untuk dibantu konselor atau tidak suka diberi bantuan oleh konselor karena Dia hanya mengaggap ini tidak pantas diceritakan kepada konselor.
-          Hanya ingin berbincang dengan konselor tanpa menyeleseikan masalanya

4.      Konseli bermusuhan/menentang : Konseli terpaksa yang bermasalah cukup serius bisa menjelma menjadi konseli yang bermusuhan. Konseli seperti ini dapat kita kenali dengan sifatnya sabagai berikut :
-          Tertutup
-          Menentang
-          Bermusuhan
-          Menolak secara terbuka.

5.      Konseli krisis : konseli yg memang mengalami tekanan yg sangat dalam. Yang dimaksud dengan konseli krisis adalah Jika seorang menghadapi musibah seperti kematian (diantara orang-orang yang dekat dengan dirinya atau yang telah ia kenal), kebakaran, diperkosa, dan sebagainya yang dihadapkan kepada konselor untuk diberikan bantuan agar dia menjadi stabil dan mampu menyesuaikan diri dengan situasi yang baru (musibah tersebut) .
Beberapa gejala perilaku konseli yang kerisis adalah sebagai berikut ini :
-          Tertutup atau menutup diri dari dunia luar
-          Amat emosional, tak berdaya ada yang histeri
-          Kurang mampu berpikir rasional
-          Tidak mampu mengurus diri dan keluarga
-          Membutuhkan orang yang amat dipercayai

C.      Peranan Negosiasi dalam Konseling
Negosiasi kita peraktekkan didalam rangka konseling adalah upaya untuk membujuk agar calon konseli kita dapat merasa aman, nyaman, tenteram, senang, dan mau di ajak untuk berbincang atau berbicara.
Disamping itu agar konseli kita dapat terbuka maka hubungan konseling hendaklah bernuansa efektif dimana konselor bersikap empati dan mendorong konseli agar terus berbicara tentang perasaannya.
Salah satu cara yang dianggap lebih baik adalah melalui negosiasi. Istilah negosiasi dikutip dari dunia diplomatik yaitu untuk mempengaruhi pihak lain agar dapat menerima suatu konsep, rencana, atau program sebagai goal dari negosiasi.

Praktek Negosiasi
Upaya negosiasi dengan konseli, khusunya para siswa/i, dapat ditempuh dengan kegiatan berikut :
-          Tandai calon konseli berdasarkan informasi yang ada
-          Amati calon konseli saat dia santai diluar pelajaran.



DAFTAR PUSTAKA


No comments :

Post a Comment