MK : PENGEMBANGAN PRIBADI KONSELOR
Ø Stress : konsep dasar stress
Pengertian
Stress dapat diartikan sebagai
ketidaknyamanan diri (perasaan dan pikiran) sebagai respon (reaksi) fisik atau
psikis terhadap tekanan atau tuntutan yang dihadapi. Pengertian lainya adalah
satu persepsi (cara pandang ) dari ancaman atau bayangan akan adanya kecemasan,
ketegangan, ketidaksenangan yang menggerakkan atau membuat aktif organism.
Gejala/ tanda-tanda stress
Sakit kepala, mag, hipertensi, sakit
jantung, imsomnia, mudah lelah, sulit tidur, sulit berkonsentrasi belajar,
sikap apatis, hilang rasa humor, malas belajar atau bekerja, gelisah, bingung,
dan sering marah-marah.
Pemicu stress
1. Dari dalam diri sendiri, seperti
kondisi tubuh yang kurang sehat, sakit-sakitan atau sedang ada konflik pribadi
yang menyita (mengganggu) pikiran, dan mengalami kegagalan dalam mencapai
sesuatu yang diinginkan.
2. Muncul dari keluarga, misalnya :
ketidakharmonisan hubungan antara anggota, orang tua yang otoriter, masalah
keuangan atau uang bulanan macet, apalagi bagi yang merantau, anggota keluarga
yang sangat dicintai jatuh sakit atau meninggal.
3. Lingkungan dan masyarakat sekitarnya,
misalnya: suara-suara bising tetangga ketika sedang sibuk ujian, atau hentakan
music yang keras yang memekakan telinga ketika kita sedang beristirahat, dan
jalan macet pada saat kita sedang berkendaraan.
Kiat-kiat mengatasi stress
1. Mencoba mengubah persepsi, salah
satunya dengan bersikap sabar.
2. Mempertinggi motivasi ibadah baik
secara kuantitas maupun secara kualitas.
3. Tidak perlu mendramatisir keadaan,
jangan emosional dalam menafsirkan peristiwa yang menimpa, coba dahulu
meredamnya dengan intospeksi diri.
4. Mulailah dengan berpikir positif
(positive thinking) atau bersikap optimis.
5. Jangan menyesali kejadian yang telah
terjadi karena sejelek apapun peristiwa yang menimpa pasti ada hikmahnya.
Untuk mencegah stress yang dapat
menyebabkan orang depresi, maka sebaiknya kita mengatur poola hidup (life
style) yang teratur atau sehat, seperti :
1. Berolahraga secara teratur
2. Tidur yang teratur
3. Makan teratur dan bergizi
4. Tidak merokok
5. Menjauhkan diri dari minuman keras
atau Napza
6. Taat beribadah
7. Rajin berdoa
8. Menjalin silaturahmi (persahabatan
dan persaudaraan)
9. Aktif dalam kegiatan-kegiatan positif
(OSIS, dan kegiatan ekstrakulikuler)
Ø Nilai-nilai kehidupan
Nilai social
Ciri-ciri
1. Merupakan konstruksi masyarakat
sebagai hasil interaksi antar warga.
2. Disebarkan antara warga masyarakat
(bukan bawaan lahir)
3. Terbentuk melalui proses belajar
4. Merupakan bagian dari usaha pemenuhan
kebutuhan dan kepuasan social
5. Bervariasi antara yang satu dengan
kebudayaan lain
6. Dapat mempengaruhi pengembangan diri
social
7. Memiliki pengaruh yang berbeda
antarwarga masyarakat
8. Cenderung berkaitan satu sama lain
Nilai-nilai pribadi konselor dan keterampilan merefleksi nilai-nilai pribadi konselor
1. Selaku konselor professional harus
memiliki kesadaran dalam melakukan pekerjaan dengan menempilkan keutuhan
pribadi konselor. Sifat-sifat kepribadian konselor diantaranya :
a. Konselor adalah pribadi yang
intelegen, memilki kemampuan berpikir verbal dan kuantitatif, bernalar dan
mampu memecahkan masalah secara logis dan persetif.
b. Mau bekerjasama dengan orang lain
c. Dapat menerima dirinya dan tidak
menggunakan kliennya untuk kepuasan pribadinya melebihi batas yang ditentukan
oleh kode etik professional.
d. Memiliki nilai-nilai yang diakui
kebenarannya, sebab akan mempengaruhi tingkah lakunya secara umum dan
perilakunya dalam situasi konseling.
e. Toleransi dan mampu menghadapi
hal-hal yang kurang menentu tanpa mengganggu profesinya dan aspek kehidupan
pribadinya
f.
Luwes
dan tidak memaksakan kehendaknya pada klien
g. Komunikasi. Konselor harus dapat
bereaksi sesuai dengan perasaan dan pengalaman konseli.
2. Kepribadian konselor yang menghargai
dan menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan sebagai berikut, memiliki
kemampuan :
a. Membedakan perilaku yang
menggambarkan pandangan positif
b. Membedakan pperilaku yang
menggambarkan pandangan negative
c. Membedakan individu yang berpotensi
dalam layanan BK
3. Konselor yang menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia antara lain memiliki kemampuan :
a. Menerapkan perbedaan budaya yang
berperspektif gender dalam pelayanan BK
b. Menerapkan perbedaan budaya yang
berperspektif hak asasi manusia dalam pelayanan BK
c. Menerapkan perbedaan responsive,
perbedaan budaya konselor dengan konseli dalam pelayanan BK
4. Konselor yang menunjukkan integritas
kepribadian yang kuat adalah ditunjukkan dalam kepribadian, antara lain
memiliki kemampuan :
a. Menerapkan toleran terhadap stress
yang dialami konseli
b. Mengantisipasi berbagai tekanan yang
menimpa diri
c. Melakukan coping terhadap berbagia
tekanan yang menimpa diri
5. Konselor yang menunjukkan integritas
kepribadian yang kuat adalah ditunjukkan dalam kepribadian, antara lain
memiliki kemampuan :
a. Menampilkan kepribadian dan perilaku
seperti berwibawa, jujur, sabar, ramah dan konsisten
b. Menampilkan kepribadian dan perilaku
dalam menampilkan emosi yang stabil dengan mengontrol emosi diri secara tepat
c. Menampilkan kepribadian dan perilaku
dengan merespon empati secara tepat
6. Konselor yang memiliki kesadaran terhadap komitmen
professional , antara lain memiliki kemampuan:
a. Dapat menjelaskan dan mengelola
kekuatan dan keterbatasan pribadi dan profesioanal
b. Dapat menyelenggarakan pelayanan BK
sesuai dengan kewenangan profesi konselor
c. Berupaya meningkatkan kompetensi
akademik dan professional diri
Kompetensi
akademik calon konselor meliputi kemampuan:
·
Memahami
konseli yang hendak dilayani
·
Menguasai
khasanah teoritik, konteks, asas, dan prosedur serta sarana yang digunakan
dalam pelayanan BK
·
Menyelenggarakan
pelayanan Bk yang memandirikan
·
Mengembangkan
profesionalitas sebagai konselor secara berkelanjutan yang dilandasi sikap,
nilai, dan kecenderungan pribadi yang mendukung.
7. Komitmen professional konselor
terhadap komitmen etika professional antara lain memiliki kemampuan:
a. Melaksanakan referral sesuai dengan
keperluan
Ø Stereotype atau prasangka budaya :
Pengertian stereotip
Merupakan opini atau pendapat yang
terlalu disederhanakan, dan tidak disertai penilaian atau kritikan (Brown et
al, 1998). Stereotip : prasangka kognitif tentang hubungan ras, etnik, kelompok
agama dengan menggeneralisasi suatu kelompok (dimana seseoang memberi definisi
dulu baru mengamati).
Ex: konselor yang menganggap konseli
laki-laki yang memakai anting pasti membuat onar dan brandal. Sehingga ketika
konseling, konselor mengalami kesulitan untuk mengubah pandangannya tentang
konseli laki-laki yang memakai anting.
perbedaan ras, suku/ etnik serta dialek
ras adalah penggolongan bangsa
berdasarkan ciri-ciri fisik: rumpun bahasa, sedangkan suku merupkan masyarakat
yang tergabung dalam satu kelompok. Perbedaan suku menjadi kendala dalam
konseling karena masing-masing suku memiliki kebiasaan, falsafah hidup dan
nilai budaya yang berbeda-beda. Selain itu, golongan minoritas terkadang
disamaratakan oleh golongan mayoritas.
Ex. Konseli berasal dari suku bali
dan konselor berasal dari suku jawa melaksankan konsseling.
Kelas social
Muncul karena latar belakang
pendidikan, pekerjaan, kekayaan, penghasilan, dan perilaku orang tersebut
membelanjakan uang. Ada 3 kelas social, yaitu atas-atas, atas-menengah,
atas-bawah.
Kendala : tingkat perbedaan
pengalaman antara konselor dan klien, perspeksi dan wawasan mereka terhadap
dunia.
Ø Manajemen diri
Merupakan orang yang mampu untuk
mengurus dirinya sendiri.
Karakteristik dari self manajemen (cormier dan cormier, 1985)
1. Kombinasi dari stategi mengelola diri
sendiri biasanya lebihh berguna dari pada sebuah strategi tunggal.
2. Penggunaan stategi konsisten adalah
esensial.
3. Penggunaan penguatan diri sendiri
merupakan komponen yang penting.
4. Tunjangan yang diberikan oleh lingkungan harus
dipertahankan.
5. Perlu ditetapkan target yang
realistis dan kemudian dievaluasi
6. Dukungan lingkungan mutlak perlu
untuk memelihara perubahan-perubahan yang merupakan hasil dari suatu program
self-mangement (Rosyidan,1998)
Prinsip manajemen diri
1. Self regulation, ndividu cenderung
waspada ketika perilaku mereka mendatangkan konsekuensi yang tidak diharapkan.
2. Self control, individu tetap memiliki
komitmen dan menjalankan program perubahan tingkah laku meskipun disalah satu
individu mengalami konsekuensi yang tidak mengenakkan bagi dirinya.
3. Self attribution, individu percaya
bahwa dirinya bertanggung jawab atas terjadinya sesuatu dan yakin kesuksesan
yang diraih karena kemampuan personalnya.
Ø Implementasi pekerjaan menampilkan keutuhan pribadi konselor ;
Kepribadian konselor yang menghargai dan menjunjung tinggi nilai-nilai
kemanusiaan seperti : membedakan perilaku yang menggambarkan pandangan yang
positif dan negative.
Konselor diharapkan mampu membedakan
pandangan-pandangan konseli mana yang negative dan mana pandangan yang positif
sehingga nantinya dalam penanganan terhadap konseli akan lebih efektif dan
berhasil guna.
No comments :
Post a Comment