TEKNIK DASAR
PSIKOLOGI KONSELING DALAM WAWANCARA
Konseling merupakan suatu proses komunikasi antara konselor
dan klien.sebagai suatu proses komunikasi, konseling akan mengakibatkan
konselor sebagai pemberi informasi masalah yang dihadapi klien.
Wawancara merupakan suatu teknik bagaimana kita dapat mengetahui dan memahami diri klien, juga
dapat memberikan kesempatan kepada klien untuk mengenal kembali dirinya dan
membagi jenis jenis kebutuhanya. wawancara sebagai alat komunikasi untuk
mengetahui suatu permasalahan klien.dalam wawancra trsebut akan berhasil jika
ada suatu cara atau teknik yang digunakan dengan tepat pada sasaranya.
Teknik yang digunakan dalam wawancara diantaranya:
Secara verbal :merupakan ungkapan, pikiran, keinginan yang
dituangkan dengan kata2 atau berupa tanggapan verbal dari konselor untuk
mewujudkan secara konkrit maksud dari pikiran ,perasaan, dan suasana batin
klien.
Scara non verbal: yaitu bagaimana sikap konselor dalam
berhadapan atau memberi tanggapan selama jalanya konseling seperti gerak badan
dan pandangan mata,atau mimik wajah yang menunjukan ketidaksetujuan dan setuju
terhadap pernyataan dan pembicaraan klien.
Teknik teknik non verbal dapat di tunjukan dalam bentuk sbb:
1.
Senyuman
2.
Cara duduk
3.
Anggukan kepala
4.
Gerak gerik lengan dan jari
5.
Berdiam diri
6.
Mimic (ekspresi wajah, romsn muka, air muka,raut
muka)
7.
Kontak mata
8.
Variasi dalam nada suatra dan kecepatan bicara
9.
Sentuhan
Teknik ini dapat dikelompokn sebagai berikut:
A.
Memulai Konseling
Untuk melakukan opening atau membuka konseling perlu
memperhatikan beberapa hal antara ain;
A.1. Penyambutan
Dalam menyambut kedatangan klien
kita dapat menggunakan cara :
1.
Verbal:
Yaitu konselor member slam atau menjawab
salam, dengan disertai menyebut nama klien (jika sudah mengenalnya), jika belum
dan memberikan isyarat untuk menanyakan namanya, dan mempersilahkan duduk,dll.
2.
Non –verbal yaitu konselor segera membuka pintu
ruang konseling jabatan tangan, senyum dengan ceria, mendampingi atau
mengiringi klien saat menuju tempat duduk, menempatkan klien pada tempat duduk
yang lebih baik.
A.2. Pembicaraan Topik Netral
Setelah penyambutan selesai, kemudian klien merasa telah
diterima, maka konselor dapat melanjutkan pembicaraan dengan topic netral lebih
dahulu. Yaitu sifatnya umum dan tidak menyinggung perasaan klien dan belum
masuk ke permasalahan yang di hadapi klien.
A.3. Pemindahan Topik Netral
ke Konseling
Yaitu dengan memberikan atau menjembatani antara topic
netral kepada masalah yang akan di bicarakan.
B.
Penerimaan dan Pengertian
Keberlangsungan konseling sangat ditentukan
dari penerimaan dan pengertian dari diri klien itu sendiri dan juga pada diri
konselor. Dengan penerimaan dan pengertian dapat menciptakan hubungan antara
konselor dank lien menjadi harmonis.
Agar penerimaan dapat berlangsung dengan baik,
maka konselor bisa juga menggunakan bentuk-bentuk yang tepat dan sesuai dengan
situasi klien, diantaranya:
1.
Bentuk Verbal
Bagaimana konselor menangapi pembicaraan klien dengan penerimaan secara
verbal dengan bentuk :
a.
Bentuk verbal pendek ; teruskan/terus, oh….ya,
lalu/kemudian……yai…ya….ya..,hem dll
b.
Bentuk verbal panjang; saya memahami…,saya
mengerti……..,saya merasakan………….,saya mengikuti, dll.
2.
Bentuk non-verbal
Pada bentuk ini dapat dengan anggukan kepala,posisi duduk condong ke
depan, perubahan mimic, memelihara kontak mata, dll
C.
Mengulangi pernyataan
Pada teknik ini konselor berusaha mengulangi atau menyatakan
kembali suatu pernyataan klien yang kiranya itu penting untuk diperjelas.
Dalam mengulami pernyataan ini harus diperhatikan:
1.
Pengulangan harus persis sama dengan pernyataan
klien, tidak boleh menambah atau menguranginya.
2.
Intonasi konselor hendaknya variatif dengan
memperhatikan pernyataan klien.
D.
Memaantulkan perasaaan
Merupakan suatu teknik dasar konseling untuk mengungkap sesuatu
yang terdapat pada diri klien, sehingga klien lebih siap dan leluaa untuk
menyampaikan perasaan dan pikiranya.atau bagaimana konselor mengorek atau
meminta kepada klien untuk menuangkan perasaan dan pikiranya.menggunakan teknik
ini dengan cara konselor merespon setiap penyataan dan gagasan klien, yaitu
dengan mengembalikan, menanyakan kembali atau merumuskan setiap perasaan dan
pikiran klien.
Memberikan respon untuk memantulkan perasaan harus
menghindari kata kata atau sikap.,
1.
Kata kata atau pernyataan yang stereotip
2.
Pilih waktu yang tepat untuk merespon pernyataan
klien
3.
Gunakan kata kata perasaan yang melambangkan
perasaan? Sika[[p klien secaratepat
4.
Sesuaaikan bahasa yang digunakan kondisi klien
Contohnya:
Klien :
saya sudah berusaha mengadakan pendekatan denganya secara baik-baik, tetapi ia
tetap saja selalu menghindari saya.
Konselor :
sepertiny kamu kecewa denganya.
Beberapa pemantulan perassaan dengan merumuskan dan
penjelasan dan pikiran dan gagasan dari klien itu sendiri, antara lain:
1.
Merumuskan pikiran dari gagasan
klien(memantulkan isi
Yang dibutuhkan adalah suatu pernyataan
atau ungkapan dalam bentuk refrentasi mental: yaitu meminta klien untuk dapat
menceritakan suatu peristiwa, kejadian, atau pengalaman klien sendiri terhadap
apa yang pernah dalami yang menjadi pengalaman baginya, baik itu menyenangkan
ataupun tidak menyenangkan.
Bila terungkap secara eksplisit komponen
refleksinya, maka konselor dapat merumuskan kembali dalam bentuk:
a.
Kata kata sendiri(konselor seperti;
Klien: saya berharap dengan pendekatan ini ia akan menerima saya;
Konnselor; anda yakin bahwa ia akan menerima anda!
b.
Menggunakan kata kata klien: sepertinya anda
berharap pendekatan anda diterima
2.
Merumuskan perasaan
Yaitu memantulkan persaan klien tentang
kejadian atau pengenalan yang dialami perasaanya lebih terarah pada komponen
avektif.pemantulan perasaan ini dapat secara verbal maupun non verbal, tetapi
harus jelas dan ekplisit.
Contoh:
Klien: ‘’saya sangat kecewa dengn cara ia
menyampaikan berita itu!’’
Konselor:’’anda sangat jengkel ketika
berita itu anda terima.’’
3.
Penjelasan pikiran dan gagasan
Sebelum merumuskan atau mengungkap kembali
pesan klien, konnselor hendak mengecek(meminta penjelasan) apakah
penangkapan(konselor)isi dan makna pesan klien benar benar tepat.
4.
Penjelasan perasaan; yaitu dapat menangkap isi
perasaan yang terungkap.sifat dari penjelasan perasaan ini adalah
tentative(bersifat dugaan atau rabaan)
E.
Klarifikasi
Klarifikasi adalah suatu teknik yang
digunakan untuk mengungkapkn kembali isi pernyataan klien dengan menggunakan
kata-kata baru dan segar. Dalam klarifikasi konselor perlu mendahului respon
dengan kata-kata: pada dasarnya, pada pokoknya, pada intinya, singkat kata,
dengan kata lain, dan seterusnya.
F.
Pembatasan
Teknik pembatasan ini terdiri dari beberapa
batasan di antaranya:
1.
Pembatasan waktu
a. pembatasan yang datangnya dari klien
b.
pembatasan yng datangnya dari konselor
2.
pembatasn peran
3.
pembatasan masalah
Pada
pembatasan masalah ini, konselor menawarkan klien untuk membahas masalah yang
lebih di utamakan.
4. pembatasan tindakan
Kedatangan klien yang kadang kala terbawa
emosi, sehingga saat konseling berlangsung dengan sendiriny, ia melakukan
tindakan yang sulit dihindari. Oleh karena itu Konselor memberikan pesan kepada
klien untuk tidak bertindak yang tidak wajar.
G.
Pengarahan
Pengarahan merupakan bentuk konseling dalam
wawancara yang sangat berperan untuk tercapai tujuan konseling. Dalam
pengarahan konselor dapat berbentuk pertanyaan, yang di ssampaikan secara
langsung dan jelas pada sasaranya. Oleh karena itu dalam pengarahan banyak
digunakan kalimat-kalimat Tanya, teknik ini digunaan selama proses konseling.
Dalam teknik ini ada dua jenis pengarahan, yaitu pengarahan secara umum dan
pengarahan secara khusus
G,1. Jenis pengarahan umum.
Dalam pengarahan secaara umum terarah pada
klien untuk dapat mengungkapkan apa yang berada dalam perasaan dan pikiranya.
Dengan pengaraahan ini konselor memberikan kesempatan kepada klien untuk
mengelaborasi mengeksplorasi atau memberikan kesempatan pada klien untuk
bereaksi atau menjawab berbagai
kemungkinan pertanyaan konselor yang diinginkan klien.misalnya
Klien :
kemarin saya baru ketemu dengan ibu
Konselor :bisa anda ceritakan pertemuan anda dengan
ibu.
G.2. Jenis pengarahan khusus
Dalam arahan atau pertanyaan yang ditujukan
kepada klien, dengan menanyakan kepadanya sesuatu yang khusus, seperti
perasaaan, tingkah laku dan pikiran klien, terhadap masalahnya.
Misanya:
Klien : saya telah melakukan motivasi
untuk menghilangkan perasaan dan pikiran saya yang salah itu
Konselor : bagaimana perasaan dan pikiran anda?
H.
Berdiam
Teknik berdiam digunakan pada pertengahan
proses konseling berlangsung. Dalam diam suasana konseling menjadi hening tidak ada interaksi verbal antara konselor
dan klien. Dalam teknik ini tujuanya adalah memberikan kesempatan klien untuk
istirahat atau mereorganisasi pikiran dan perasaan atau mereorganisasi kalimat
yang akan dikemmukakanya. Teknik diam dapat dibagi dua, yaitu diam yang
datangnya dari konselor dan yang datangnya dari klien.
H.1. Diam dari konselor
Teknik diam yang dari konselor, dimana
konseling dan wawancra terpusat pada konselor dan pada saat yang tepat konselor
dapat merespon dengan teknik dam. Misssanya, konselor merasa dirinya aktif berebicara,
kemudian berusaha memutuskan untuk mengurangi keaktifan tersebut memberikan
kesempatan kepada klien untuk lebih aktif dan bertanggung jawab.misalnya: klien
Sedang mengungkapkan emosinya, atau sedang
menyampaikan pikiranya.
Klien :“perasaan
saya ini menginginkan untuk melakukanya dan apkah saya mampu untuk melakukanya
Konselor : :……………..(diam untuk memberikan
kesempatan kepada klien istirahat sejenak untuk mereo
H.2. Diam dari klien
Pada teknik diam
disini terjadi apabila wawancara atu konseling terjadi pada klien, maka pada
kesempatan itu konselor memberikan teknik diam, karena klien telah
mengungkapkan masalahnya dan telah menerima tanggung jawab atas perbuatanya.
Setelah mengungkapakan masalahnya dank lien merasa lega atas ungkapanya, kemudian
klien berhenti berbicara, Karena klien mau beristirahat setelah menuangkan
masalahnya dan konfliknya. Maka saat diam itu klien itu dapat meneorganisasi
pikiran dan perasaanya, serta dapat memadukan pengalaman-pengalamanya atau
isu-isu baru kedalam dirinya.misalnya:
Klien :’’ ya, itulah saya selalu menggunakan kebiasaan kebiasaan orang tua saya
sebagai menilau ukuraan tingkah laku isti saya sehingga ia selalu marah kepada
saya. Kalau mengingat itu semua saya sedih sekali………………(klien diam)
Konselor : “……….(diam beberapa
saat, untuk memberikan kepada klien untuk mengalami perasaan-perasaan secara
mendalam.
Perlu diperhatikan
saat memberikan kesempatan klien untuk diam jangan terlalu lama, yang
memungkinkan klien akan berubah pandangan dan pikiranya, maka kita harus
melihat kesempatan untuk membicarakan hal lain yang lebih cermat.
I. Penguatan
Maksud dari diberikannaya penguatan
untuk meningkatkan kepercayaan diri dan keyakinan klien, atas keraguan
peryataan positif klien. Teknik ini dapat juga digunakan untuk memotivasi diri
dan semangat klien supaya tabah dalam menghadapi masalh yang tidak menyenangkan
bagi diri klien. Dalam teknik ini ada jenis-jenis yang sangat perlu
diperhatikan, yaitu
1. Prediksi
Penguatan
Rencana
klien yang semula dalam angan-angan yang kemudian diungkapkan dalam sebuah
pernyataan yang positif, maka konselor memberikan peguatan terhadap apa-apa
yang akan dilakukan atau rencan positif yang akan dilakukan klien. Misalnya :
Klien : “Baru saya sadari bahwa selama ini saya
kurang perhatian terhadap keluarga, dan mulai sekarang dan seterusnya saya akan
lebih memperhatikan waktu untuk mereka.”
konselor
Konselor
: “Itulah yang dibutuhkan dari keluargamu, apa bila anda melakukannya, pasti
keluarga anda akan menerima keberadaanmu.”
2. Posdiksi
Penguatan
Konselor
berusaha memberikan penguatan terhadap tingkah laku yang pernah dilakukan klien
dan terlihat hasilnya. Maksudnya klien yang memberikan pernyataan tentang hasil
yang telah dilakukannya berupa tingkah laku positif. Misalnya :
Klien : “ setelah saya meninggalkan perbuatan itu,
dorongan untuk melakukan itu muncul kembali dan saya berusaha memotivasi diri
untuk tidak melakukannya dan sampai saat
ini saya tidak melakukan perbuatan tersebut.”
Konselor
: “Baik sekali, dengan berusaha keras melakukan motivasi anda berhasil
meninggalkan perbuatan negative tersebut.”
3. Penguatan
Faktual
Dalam
menggunakan penguatan ini,perlu diperhatikan bahwa dalam memberikan penguatan
factual jangan sampai salah arti atau maksud dari apa yang dinyatakan klien,
karena hal itu hanya akan menghambat proses konseling. Misalnya :
Klien : Saya baru saja dikhiati oleh teman saya,
selama ini saya telah memberikan apa yang diinginkannya dan selalu
memperhatikan dia dengan penuh perhatian dan kasih saying. Tiba-tiba sekarang
saya ditinggal begitu saja tanpa sebab dan alas an yang dapat saya terima.
Konselor
: “ Memang berat mengalami masalah seperti ini, dan merupakan suatu resiko
dalam persahabatab antara lawan jenis. Tapi itu kenyataan yang diterima. Lebih
baik saat ini ia meninggalkan daripada nanti, apabila telah terjalin suatu
ikatan.”
J. Penolakan
Dalam
teknik ini, konselor berusaha mengadakan penolakan, sewaktu klien mempunyai
rencana atau keinginan untuk melakukan suatu perbuatan yang akan membahayakan
atau merugikan dirinya dan orang lain. Bila dalam memberikan penolakan
sebaiknya berdasarkan pertimbangan yang obyektif, agar tisak mengganggu
hubungan yang telah terjalin dengan konselor. Misalnya :
Klien : jika
persoalan yang
K. Saran / Nasehat
Konselor memberikan saran/ nasehat kepada klien,
dengan tujuan agar klien menjadi lebih jelas / lebih pasti mengenai rencana
yang akan dilakukan. Dalam memberikan nasehat ini bisa diberikan dengan
berbagai cara, yaitu :
1. Nasehat
secara Langsung
Saran dan nasehat ini diberikan
konselor karena ketidaktahuan klien terhadap apa yang akan dikerjakan, maka
konselor dapat memberikan secara langsung.
2. Nasehat
secara Persuasif
Saran dan nasehat ini diberikan
konselor secara persuasive, yaitu memberikan kesempatan klien untuk mengerti
apa yamg dikerjakan dan dirasakan karena klien mengemukakan alasan-alasan yang
logis dari rencana yang dilakukan.
3. Nasehat
secara Alternatif
Saran dan nasehat ini diberikan
konselor dengan mengemukakan kelebihan dan kelemahan yang akan dilakukan.
L. Kesimpulan
Kesimpulan merupakan suatu teknik yang sigunakan
oleh konselor untuk menyimpullan segala sesuatu yang dikemukakan dalam proses
wawancara konseling.
Apabila konselor harus member kesimpulan maka
berusaha membuat kesimpulan dengan meminta jawaban dari klien, misalnya :
“Demikian?” atau “Begitu?”.dalam memberikan kesimpulan ada dua cara, yaitu :
1. Kesimpulan
dengan bagian-bagian
Berdasarkan beberapa pembicaraan
klien dengan konselor yang dipandang/ dianggap penting.
2. Kesimpulan
keseluruhan atau akhir
Merupakan kesimpulan yang dibuat
konselor pada akhir wawancara konseling sebagai kesimpulan keseluruhan
pembicaraan
M. Pengakhiran
Pengakhiran dalam konseling merupakan suatu teknik
yang digunakan konselor untuk mengakhiri suatu konseling, baik mengakhiri untuk
sementara atau dilanjutkan pada pertemuan berikutnya maupun memang mengakhiri
karena konseling benar-benar telah selesai. Cara untuk mengakhiri konseling ini
adalah :
1. Berpedoman
pada batasn waktu.
2. Gunakan
kesimpulan akhir.
3. Mengingatkan
klien terhadap tugas-tugas yang hendaknya dilaksanakan sebelum pertemuan yang
akan datang.
4. Memberikan
tugas atau pekerjaan rumah kepada klien.
No comments :
Post a Comment