http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Thursday, 10 October 2013

PROSES KELOMPOK DAN PEMANFAATANNYA



A.      Pembentukan Kelompok
Pembentukan kelompok merupakan salah satu langkah awal terjadinya interaksi antar individu satu dengan yang lain, karena dengan terjadinya proses pembentukan kelompok akan terpenuhi kebutuhan dalam berkelompok. Pembentukan sebuah kelompok dapat diawali dengan adanya persepsi, perasaan atau motivasi, dan tujuan yang sama dalam memenuhi kebutuhannya. Proses pembentukan kelompok dimulai dari adanya perasaan/persepsi yang sama untuk memenuhi kebutuhan, dari perasaan ini akan muncul motivasi dalam memenuhi kebutuhan, kemudian menetukan tujuan yang sama dan akhirnya terjadi interaksi, sehingga terwujudlah sebuah kelompok. Pada tahap awal pembentukan kelompok ini akan ditentukan kedudukan masing-masing individu, siapa yang menjadi ketua dan siapa yang menjadi anggotanya. Dalam perjalanan kelompok akan terjadi interaksi antar anggota yang memungkinkan terjadinya perpecahan (konflik), tapi konflik ini biasanya bersifat sementara karena manfaat kelompok ini lebih besar, maka anggota akan menyesuaikan diri karena kepentingan bersama dan setelah itu perubahan kelompok akan mudah terjadi. Berikut ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan pada saat proses pembentukan kelompok :
1.      Persepsi
Pembagian kelompok diharapkan mempunyai kemampuan yang berimbang, apabila ada anggota yang mempunyai tingkat intelegensi rendah, maka anggota yang mempunyai tingkat intelegensi tinggi mampu menginduksi anggota yang lain, sehingga tidak terjadi ketimpangan yang mencolok
2.      Motivasi
Pembagian kekuatan yang berimbang akan memotivasi setiap anggota kelompok untuk berkompetisi secara sehat, dalam mencapai tujuan kelompok.
3.      Tujuan
Pembentukan kelompok diantaranya adalah untuk menyelesaikan tugas-tugas kelompok atau individu dengan menggunakan metode diskusi ataupun kerjasama, seahingga di sini suatu kelompok memiliki tujuan yang sama dengan tujuan anggotanya.
4.      Organisasi
Pengorganisasian dimaksudkan untuk mempermudah koordinasi, sehingga penyelesaian masalah kelompok menjadi lebih efektif dan efisien.
5.      Independensi
Kebebasan merupakan hal penting dalam dinamika kelompok, yang dimaksud kebebasan disini adalah kebebasan anggota kelompok dalam menyampaikan ide dan pendapatnya. Kebebasan disesuaikan dengan aturan yang berlaku dalam kelompok, sehingga tidak mengganggu proses kelompok.
6.      Interaksi 
Interaksi/hubungan timbal balik antar anggota kelompok merupakan syarat yang penting dalam kelompok, karena dengan adanya interaksi/hubungan timbal balik akan ada proses memberi dan menerima ilmu pengetahuan dari satu anggota ke anggota yang lain, sehingga transfer ilmu dapat berjalan (kebutuhan akan informasi terpenuhi).
B.       Teori – teori Pembentukan Kelompok
Ada beberapa teori yang dapat dikemukakan berkaitan dengan pembentukan kelompok. yaitu:
1.      Teori Kedekatan (Propinquity)
Teori yang sangat dasar tentang terbentuknya kelompok ini adalah menjelaskan adanya afiliasi di antara orang – orang tertentu.
2.      Teori Interaksi (Geome Homans)
Teori pembentukan kelompok yang lebih komprehensif adalah suatu teori yang berasal dari George   Homans. Teorinya berdasarkan pada aktivitas-aktivitas , interaksi-interaksi, dan sentimen-sentimen (perasaan atau emosi).
3.      Teori Keseimbangan (Theodore Newcomb)
Salah satu teori yang agak menyeluruh. (comprehensive) penjelasannya tentang pembentukan kelompok ialah teori keseimbangan (a balance theory of group formation) yang dikembangkan oleh Theodore Newcomb. Teori ini menyatakan bahwa seseorang tertarik pada yang lain adalah di­dasarkan atas kesamaan sikap di dalam menanggapi suatu tujuan.
4.      Teori Pertukaran
Teori lain yang sekarang ini mendapat perhatian betapa pentingnya di dalam memahami terbentuknya kelompok  ialah teori pertukaran (exchange theoty).Teori ini ada kesa­maan fungsinya dengan teori motivasi dalam bekerja. Teori propinquity, interaksi, keseimbangan, semuanya memainkan peranan di dalam teori pertukaran ini.
C.      Model Kelompok dalam Layanan Bimbingan Kelompok
Menurut Prayitno (1999: 24-25) bahwa dalam penyelenggaraan bimbingan  kelompok dikenal dua jenis kelompok, yaitu kelompok bebas dan kelompok tugas :
1.      Kelompok bebas
Dalam kegiatannya para anggota bebas mengemukakan segala pikiran dan perasaanya dalam kelompok. Selanjutnya apa yang disampaikan mereka dalam kelompok itulah yang menjadi pokok bahasan kelompok.
2.      Kelompok tugas
Dalam penyelenggaraan bimbingan kelompok tugas arah dan isi kegaiatannya tidak ditentukan oleh para anggota, melainkan diarahkan kepada penyelesaiannya suatu tugas. Pemimpin kelompok mengemukakan suatu tugas untuk selanjutnya dibahas dan diselesaikan oleh anggota kelompok.
D.      Unsur Kuantitas dan Kualitas
Apabila sejumlah orang (misal 25 orang ) bersama-sama berada disuatu tempat, tetapi antara orang satu dengan yang lainya tidak saling mengenal, maka sejumlah orang itu dapat disebut sebagai “kumpulan orang-orang”. Unsur atau ciri yang ada didalam kumpulan orang-orang itu hanya satu, yaitu “kuantitas”. Unsur kuantitas itu tidak membawa dampak sesuatu kepada lingkungannya maupun kepada diri mereka sendiri,kecuali  dampak berkenaan dengan besar kecilnya bangunan fisik ke seluruhan kumpulan orang-orang itu.
Suatu dampak tertentu akan mulai terasa , baik kedalam diri mereka sendiri maupun kepada lingkungan , apabila dalam kumpulan orang-orang itu sudah ada sesuatu yang lebih dari sekedar kuantitas. Ketika mereka mulai merasa ada kebersamaan diantara merekan dan mereka saling bertanya dan menuturkan pemahaman masing –masing, sebelum mereka berada diruangan yang mereka tempati itu. Dari suasana seperti itu tampak bahwa unsur “kualitas”, mulai tumbuh pada kumpulan orang-orang yang semula hanya memiliki unsur “kuantitas”.
1.      Kerumunan dan Kelompok
Berkumpulnya sejumlah orang yang masing-masing tidak mempunyai hubungan itu membentuk apa yang disebut kerumunan, sedangkan berkumpulnya sejumlah orang yang saling berkaitan satu sama lain membentuk apa yang disebut kelompok. Pada tingkat yang paling awal, sejumlah orang berkumpul membentuk kerumunan ;
Selanjutnya kerumunan ini dapat berkembang menjadi kelompok, yaitu apabila kerumunan itu dimasukan ikatan-ikatan atau “kualitas” tertentu yang mengenai orang-orang yang berkumpul itu.

Dari uraian singkat diatas tampaklah bahwa berkumpulnya sejumlah orang dapat membentuk suatu kerumunan, yaitu kalau berkumpulnya orang-orang itu disebkan karena adanya suatu kejadian atau objek yang menarik perhatian mereka sedangkan diantara orang-orang  itu tidak ada saling kaitan sama sekali. Lebih jauh kerumunan dapat membentuk kelompok, yaitu kalau terhadap orang-orang yang berkumpul itu berlaku hubungan atau kaitan tertentu antarorang tersebut. Kerumunan dapat berubah menjadi kelompok, yaitu kalau unsur-unsur hubungan antara orang-orang yang ada didalamnya ditingkatkan. Sebaliknya, suatu kelompok dapat  berubah menjadi kerumunan, yaitu apabila unsur-unsur pengikat antara anggota kelompok makin mengendor. Kerumunan dan kelompok dapat berubah menjadi sekedar kumpulan orang-orang belaka, yaitu kalau unsur penarik perhatian (objek yang menimbulkan kerumunan) dan unsur-unsur pengikat antara orang-orang yang berkumpul (yang menimbulkan kelompok) menjadi hilang.
2.      Faktor Pengikat dalam kelompok
Kumpulan orang-orang atau kerumunan dapat berubah menjadi kelompok apabila di dalamnya muncul dan berkembang faktor-faktor pengikat, sbb:
ü  Interkasi  orang-orang yang ada di dalam kumpulan atau kerumunan itu,
ü  Ikatan emosional sebagai pernyataan kebersamaan.
ü  Tujuan atau pengikat kepentingan bersama yang ingin di capai.
ü  Kepemimpinan yang di patuhi dalam rangka mencapai tujuan atau kepentingan bersama.
ü  Norma yang di akui dan di ikuti oleh mereka yang terlibat di dalamnya.

Tidak semua kelompok harus di ikat oleh kelima faktor tersebut di atas,dan lagi kekuatan ikatan masing-masing faktor itupun dapat tidak selalu sama.Untuk suatu kelompok yang mantap diperlukan mantapnya kelima faktor itu sebagai jiwa dari kelompok yang bersangkutan agar kelompok tersebut dapat mencapai tujuan atau kepentingan bersama yang di maksudkan.Terbentuknya hanya semata-mata didasarkan oleh satu atau dua faktor pengikat itu saja dan faktor pengikat itupun tidak kuat. Kelompok ini tentu saja tidak merupakan kelompok yang mantap atau pun kompak.
E.       Jenis Kelompok dan Keanggotaannya
Jenis kelompok dibedakan atas beberapa klasifikasi, yaitu :
1.      Kelompok primer dan sekunder.
Kelompok primer diwarnai oleh hubungan yang terus menerus diantara anggotanya, seperti keluarga, kesatuan anak-anak sepermainan, kesatuan sekelompok remaja, dan sebagainya. Kelompok sekunder didasarkan atas kepentingan tertentu, seperti kelompok politik, kelompok keagamaan, kelompok para ahli, organisasi profesi, dan kelompok sejenis lainnya.
2.      Kelompok sosial dan psikologikal.
Perbedaan ini terutama atas dasar tujuan pokok yang ingin dicapai. Kelompok sosial tujuan yang ingin dicapai biasanya tidak bersifat pribadi, misalnya persatuan guru, buruh, dll. Kelompok psikologikal, biasanya lebih bersifat pribadi, seperti kelompok anak perempuan yang memiliki nasib yang relatif sama, himpunan korban PHK, atau korban perkosaan, dll.
3.      Kelompok terorganisasikan dan kelompok tidak terorganisasikan.
 Dalam suatu kelompok yang terorganisasikan, peran masing-masing anggota dalam organisasinya jelas dan tegas untuk mencapai tujuan bersama. Ciri utamanya adalah adanya pemimpin yang mengatur, memberi kemudahan, dan mengawasi dijalankannya peran oleh masing-masing anggota. Sementara itu, dalam kelompok tidak terorganisasikan, peran masing-masing anggota lebih bebas, tidak saling terikat pada anggota lain. Aturan-aturan lebih fleksibel, keterikatan yang ada leih tumbuh dari anggota bukan ditetapkan oleh atasan atau lembaga. Peran pemimpin juga tidak terlalu menonjol, dan sebaliknya peranan pemimpin lebih ditentukan oleh selera para anggotanya.
4.      Kelompok formal dan kelompok informal.
Kelompok formal biasanya terbentuk berdasarkan tujuan dan aturan tertentu yang bersifat resmi, dan tertulis. Gerak kelompok formal tidak boleh menyimpang dari aturan yang telah dibuat,seperti Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga. Sebaliknya keberdadaan dan gerak kelompok informal tidak didasarkan pada hal-hal resmi, melainkan didasarkan atas kemauan, kebebasan, dan selera orang-orang yang terlibat didalamnya.
Sementara itu, dilihat dari keanggotaannya, anggota kelompok dapat bersifat sukarela dan tidak suka rela. Keanggotaan kelompok dalam keluarga tertentu adalah tidak sukarela, ada beberapa organisasi atau kelompok yang anggota-anggotanya terhimpun dalam kelompok itu atas dasar kedudukannya. Dalam kelompok seperti ini semua orang yang menduduki jabatan atau statusyang dimaksud mau-tidak maumenjadi anggota kelompok itu. Sebaliknya kelompok yang keanggotaannya bersifat sukarela biasanya lebih bebas dan peranan anggota lebih besar dalam menentukan gerak dan kegiatan kelompok itu.
Ada tiga alasan seseorang mau memasuki kelompok secara sukarela, yaitu :
-           Dalam kelompok itu dapat dicapai tujuan atau kepentingan pribadi yang penting, misalnya kedudukan dan penghargaan
-          Kelompok itu menyajikan kegiatan-kegiatan yang menarik, seperti diskusi, menjelajah alam, darmawisata, olah raga, dll
-          Dengan memasuki kelompok itu, kebutuhan-kebutuhan tertentu dapat terpenuhi, seperti kebutuhan untuk memiliki dan dimiliki, kebutuhan untuk dikenal oleh orang lain, kebutuhan akan rasa aman, dan sebagainya.
F.       Dinamika Kelompok
Kelompok yang baik adalah apabila kelompok itu diwarnai oleh semangat yagn tinggi, kerjasama yang lancer, dan mantap serta adanya saling mempercayai diantara anggota-anggotanya. Kelompok yang baik seperti itu, akan terjadi apabila para anggotanya saling bersikap sebagai kawan dalam arti yang sebenarnya, mengerti dan menerima secara positif, serta mau bekerja keras dan atau bahkan berkorban demi kelompoknya. Berbagai kualitas positif yang tumbuh dalam kelompok itu, bergerak dan bergulir, yang menandai dan mendorong kehidupan kelompok. Kekuatan yang mendorong kelompok tersebut dikenal dengan dinamika kelompok.
Dinamika kelompok merupakan sebuah kondisi yang mampu menghidupkan berbagai ikatan atau factor-faktor yang mempengaruhi kekuatan dan kelemahan anggota kelompok, seperti :
1.      Tujuan dan kegiatan kelompok
2.      Jumlah anggota
3.      Kualitas pribadi masing-masing anggota kelompok
4.      Kedudukan kelompok
5.      Kemampuan kelompok dalam memenuhi kebutuhan anggota untuk saling berhubungan sebagai kawan, kebutuhan untuk diteruma, kebutuhan akan rasa aman, kebutuhan akan bantuan moral, dan sebagainya.
Dinamika kelompok merupakan sinergi dari semua factor yang ada dalam semua kelompok. Artinya dinamika kelompok berfungsi mengerahkan secara serentak semua factor yang dapat digerakkan dalam kelompok itu. Dengan demikian dinamika kelompok merupakan jiwa yang menghidupkan dan menghidupi suatu kelompok.

No comments :

Post a Comment