1.
Pengertian
Perilaku Anak Suka Membuat Gaduh didalam Kelas
Kegaduhan,
keributan dan kebisingan yang dilakukan oleh murid-murid di kelas sudah bukan
hal yang baru lagi dalam kegiatan belajar di kelas. Bahkan kegaduhan merupakan
suatu tradisi bagi para pelajar khususnya kegaduhan di dalam kelas.
Kegaduhan
menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
Online berarti kerusuhan, kekacauan, keributan. Pengertian dari Kerusuhan merupakan tindakan suatu kelompok orang yang berkehendak
menyampaikan sesuatu atau melakukan sesuatu tujuan secara bersama-sama, yang
menimbulkan suasana gangguan ketertiban dan ketentraman umum dengan adanya
kegaduhan dan kekacauan yang menggunakan kekerasan, perusakan dan pengambilan.
2.
Macam
- Macam Kegaduhan Anak di dalam Kelas
Ada dua macam kegaduhan didalam
kelas menurut beberapa pakar psikologi, diantaranya sebagai berikut:
a. Kegaduhan
Positif
Kegaduhan positif ialah kegaduhan/
keributan yang biasanya dilakukan oleh para siswa yang sifatnya positif artinya
mempunyai manfaat tertentu bagi siswa itu sendiri maupun bagi orang lain.
Contoh kegaduhan yang sifatya positif ialah kegaduhan yang ditimbulkan akibat
kegiatan diskusi kelompok atau kegaduhan karena para siswa saling berebut untuk
bertanya ataupun menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sang guru
kepada para siswa di dalam kelas. Kegaduhan semacam ini tentulah memiliki
dampak positif bagi kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung di
sekolah, karena kegiatan ini akan semakin mengasah kemampuan siswa untuk
berkompetisi, adu kecepaan dalam menjawab, dan mengasah kemampuan lainnya yang bisa membantu siswa untuk mengeksplorasi
dirinya sehingga potensi/ kemampuan yang ada pada dirinya jadi terlatih dan
lebih berkembang secara optimal.
b. Kegaduhan
Negatif
Kegaduhan negative merupakan
kegaduhan yang paling banyak dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Contohnya
saja kegaduhan yang dilakukan siswa dikelas dengan berpindah-pindah posisi
duduk, ada siswa yang mengobrol dengan suara yang keras saat guru menyampaikan
materi pembelajaran di kelas, dan lain sebagainya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi
suasana belajar mengajar
Faktor-faktor yang
mempengaruhi suasana belajar mengajar adalah faktor-faktor yang menentukan
terciptakan kondisi belajar yang kondusif, dinamis dan produktif bagi
berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Faktor – faktor tersebut secara garis
besarnya diklasifikasikan ke dalam dua faktor yaitu faktor exsogen dan faktor
endogen. Faktor eksogen adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri
dari faktor sosial dan non sosial. Sedangkan faktor endogen adalah faktor yang
berasal dari diri siswa, terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis
a. Faktor
Sosial
Faktor-faktor sosial
di sini adalah faktor yang berhubungan dengan kehadiran manusia, baik manusia
itu ada (hadir), maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan artinya tidak
langsung hadir yang dapat mengganggu proses belajar mengajar di kelas.
Kehadiran seseorang atau orang lain pada waktu siswa sedang belajar dapat
mengganggu suasana belajar dalam kelas. Misalnya ketika sesorang guru sedang
menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dalam kelas, siswa-siswa kelas
sebelahnya ribut/ gaduh karena tidak ada gurunya atau siswa-siswa disebelahnya
sedang belajar menyanyi atau tiba-tiba seorang siswa yang terlambat hadir
datang mengetuk pintu. Hal ini dapat mengganggu suasana belajar di kelas
tersebut. Selain daripada itu kehadiran seseorang secara tidak langsung
mempengaruhi juga suasana belajar dalam kelas. Misalnya pada waktu siswa-siswa
sedang mengerjakan soal-soal matematika, maka terdengar suara radio atau
televisi yang sedangkan menyiarkan pertandingan bulu tangkis atau sepak bola
antara kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Korea Selatan.
b. Faktor
Non Sosial
Faktor-faktor non
sosial yang dapat mengganggu suasana belajar ini tak terbilang banyaknya antara
lain dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor alam dan alat-alat
perlengkapan atau fasilitas yang digunakan untuk belajar. Faktor alam misalnya
keadaan cuaca. Cuaca yang agak panas tentu akan mempengaruhi belajar siswa di
dalam kelas. Selain daripada itu juga waktu belajar. Belajar di waktu pagi hari
tentu lebih baik dari pada belajar pada waktu sore hari. Mengenai hal ini telah
banyak dilakukan penelitian oleh ahli-ahli pendidikan. Mengenai fasilitas dapat
dicontohkan misalnya tempat belajar. Belajar di tempat yang tenang tentu akan
lebih berhasil jika dibandingkan dengan belajar di tempat yang gaduh. Hal
inipun telah banyak dilakukan penelitian. Selain dari pada itu dapat pula
dicontohkan misalnya keadaan gedung. Keadaan gedung yang baik, jika
dibandingkan dengan keadaan gedung belajar yang kurang baik, tentu suasana
belajarnya akan berbeda. Kaadaan gedung yang baik ditunjang dengan fasilitas
belajar yang cukup tentu akan membawa pengaruh pada suasana belajar yang baik.
c. Faktor
Fisiologis
Faktor fisiologis
individu juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa atau siswi. Faktor
fisiologis adalah keadaan jasmani manusia. Keadaan jasmani siswa atau siswa
yang segar tentu akan lain dengan keadaan jasmani yang tidak segar pada saat
menerima pelajaran dalam kelas. Keadaan jasmani yang lelah tentu akan lain pengaruhnya
dengan keadaan jasmani siswa yang tidak lelah. Dalam kaitan ini perlu
dijelaskan mengenai pengaruh nutrisi terhadap tonus jasmani manusia. Kekurangan
kadar makanan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang mengakibatkan
timbulnya kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, daya tahan rendah,
konsentrasi rendah dan sebagainya. Hal ini tentu saja akan membawa pengaruh
terhadap aktivitas belajar siswa dalam kelas. Selain dari pada itu keadaan
fungsi fisiologis juga mempengaruhi aktivitas belajar siswa terutama fungsi
panca indera. Sampai saat ini telah terbukti bahwa diantara panca indera yang
lima macam tersebut, mata dan telinga memegang peranan yang penting sekali
dalam belajar. Penyelidikan-penyelidikan mengenai daya diskriminasi, kemampuan
membuat orientasi, ketepatan dan kecepatan persepsi langsung bersangkut paut
dengan fungsi panca indera ini. Lebih-lebih penglihatan ( mata ) dan
pendengaran ( telinga ). Siswa yang selalu bertanya karena kurangnya
pendengaran dan penglihatan tentu akan mengganggu aktivitas belajar di kelas.
d. Faktor-Faktor
Psikologis
Belajar sebagai
masalah psikologis disyaratkan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis
memegang peranan yang menentukan di dalam belajar. Karena itu sudah sepantasnya
faktor-faktor ini mendapatkan pembahasan dalam kaitannya dengan proses belajar
mengajar dalam kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor perhatian,
faktor kognitif, faktor afektif, faktor konatif atau motivasi dan intelegensi.
Apabila seorang guru dapat mengetahui dan memahami faktor-faktor tersebu, makat
seorang guru atau wali kelas akan mampu mengambil langkah-langkah yang tepat
dalam menciptakan, mempertahankan dan mengembangkan situasi belajar mengajar
yang efektif, kondusif dan produktif di dalam kelas dalam rangka mencapai
tujuan sebagaimana yang telah digariskan di dalam kurikulum sekolah sesuai
dengan tngkat dan jenis pendidikan masing-masing.
Jadi beberapa factor
yang menjadi penyebab anak suka membuat gaduh di kelas berdasarkan factor-faktor
yang mempengaruhi belajar mengajar diantaranya: mencari perhatian guru, adanya
teman yang mengajak bicara, proses pembelajaran yang kurang menarik, materi
sulit di pahami dan di mengerti, media pembelajaran tidak sesuai, cara
berkomunikasi guru yang monoton dan guru tidak ada di kelas.
4.
Dampak
Perilaku Anak Suka Membuat Gaduh
Dampak kegaduhan yang sifatnya
positif seperti kegiatan diskusi
tersebut diatas bagi para pelajar ialah
a. Menambah
wawasan siswa dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan di kelas.
b. Melatih
keterampilan siswa dalam merespon pendapat/opini orang lain.
c. Mengembangkan
sikap saling menghargai pendapat orang lain dan tidak bersikap egoistis.
d. Melatih
kecepatan dalam berpikir akan suatu hal atau permasalahan.
e. Lebih
menghidupkan suasana kelas.
f. Suasana
kelas menjadi lebih menyenangkan
g. Siswa
lebih bersemangat dalam belajar karena kegiatan belajar dilaksanakan dengan
cara yang SERSAN (serius tapi santai)
Sedangkan
dampak negative dari adanya kegaduhan di dalam kelas ialah
a. Suasana
kelas menjadi tidak kondusif.
b. Para
murid bersikap se enaknya saja.
c. Tujuan
pembelajaran yang di telah direncanakan tidak dapat di capai dengan optimal.
d. Murid
bebas melakukan apa yang ia inginkan.
e. tidak
ada kedisiplinan dalam belajar
5.
Upaya
menanggulangi Anak Suka Membuat Gaduh didalam Kelas
Untuk menganggulangi anak-anak yang
suka membuat gaduh di dalam kelas, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan
kita sebagai seorang guru/ konselor sebagai berikut:
a. Buatlah
kesepakatan terlebih dahulu dengan para siswa.
b. Sudahkan
anda mempunyai standar kebisingan dikelas anda?
c. Ajarkan
lah siswa untuk bersuara “indoor” dan “outdoor”
d. Buatlah
replika skala seperti thermometer dari kertas yang berisi skala keributan
dikelas. Tempel didepan kelas lalu turunkan sesuai kehendak anda saat siswa anda
minta diam.
e. Hindari
mengetuk-ngetuk papan tulis atau white board saat mendiamkan siswa.
f. Gunakan
strategi ini, angkat tangan anda sambil bersikap diam. Mintalah siswa melakukan
hal yang sama. Saya jamin kelas anda akan tenang, lakukan berulang bila anda
ingin siswa anda diam.
g. Hindari
berteriak untuk mendiamkan siswa. Teriakan anda hanya akan menambah kebisingan
yang sudah terjadi.
h. Jangan
menggunakan suara “sssssssshhhhhhhhhh….!” Saat mendiamkan siswa. Alasannya sama
dengan point “g”
i.
Lakukan permainan tepuk, biarkan mereka
mengikuti irama tepuk anda. Perhatian mereka akan beralih dan mengikuti tepuk
anda.
j.
Lakukan permainan Hai atau Halo, saat
kelas anda ribut sapalah mereka “hai…!” ajarkan mereka untuk menjawab “Halo
..”. Dengan demikian perhatian mereka akan tertuju pada anda.
k. Ucapkan
kata ‘terima kasih ‘ pada siswa yang sudah siap mendengarkan anda. Misalnya ”
terima kasih Kevin, terima kasih Adam… dst
l.
Berjalanlah saat di dalam kelas
dan berinteraksi lah dengan semua siswa.
(http://gurukreatif.wordpress.com/2008/07/28/11-tips-meredakan-ribut-gaduh-atau-bising-dikelas/
. diakses tanggal 17 Desember 2013.
Selain
itu ada beberapa tips atau strategi yang bisa dilakukan oleh guru/konselor agar
dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif/ tidak gaduh dan nyaman sebagai
berikut:
a. Memberikan
pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas
pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran kelasikal, sebagian peserta didik akan
sulit untuk mengikuti pembelajaran secara optimal dan menuntut peran ekstra
guru untuk memberikan pembelajaran remedial
b. Memberikan
pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi
rendah. Dalam sistem pembelajaran kelasikal, sebagian peserta didik akan sulit
untuk mengikuti pelajaran secara optimal. Dan menuntut peran serta guru untuk
memberikan pembelajaran remedial
c. Mengembangkan
organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan
potensi seluruh peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan
efisien
d. Menciptakan
kerja sama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta
didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi
bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk
mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sangsi atau
dipermalukan.
e. Melibatkan
peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini
guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber.
Sekali-kali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan
pembelajaran, agar mereka merasa bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
f. Mengembangkan
proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan
guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai
sumber belajar.
g. Mengembangkan
sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri (
self evaluation ). Dalam hal ini guru sebagai fasilitator harus mampu membantu
peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses
belajar yang dilaluinya. Dengan terkondisinya iklim belajar yang kondusif, akan
mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efetktif dan
bermakna yang lebih menekankan pada belajar mengetahui ( learning to know ),
belajar berkarya ( learning to do ), belajar menjadi diri sendiri ( learning to
be ) dan belajar hidup bersama-sama secara harmonis ( learning tog live
together ). Suasana seperti itu akan memupuk tumbuhnya kemandirian dan
berkurangnya ketergantungan di kalangan siswa, bersifat adaptif dan proaktif
serta memiliki jiwa enterprenership ulet, inovatif, percaya diri, bertanggung
jawab, kerja keras, disiplin, menghargai kualitas dan berani mengambil resiko.
No comments :
Post a Comment