http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Wednesday, 21 May 2014

Perilaku Anak Suka Membuat Gaduh didalam Kelas




1.      Pengertian Perilaku Anak Suka Membuat Gaduh didalam Kelas
Kegaduhan, keributan dan kebisingan yang dilakukan oleh murid-murid di kelas sudah bukan hal yang baru lagi dalam kegiatan belajar di kelas. Bahkan kegaduhan merupakan suatu tradisi bagi para pelajar khususnya kegaduhan di dalam kelas.
Kegaduhan menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia Online berarti kerusuhan, kekacauan, keributan. Pengertian dari Kerusuhan merupakan tindakan suatu kelompok orang yang berkehendak menyampaikan sesuatu atau melakukan sesuatu tujuan secara bersama-sama, yang menimbulkan suasana gangguan ketertiban dan ketentraman umum dengan adanya kegaduhan dan kekacauan yang menggunakan kekerasan, perusakan dan pengambilan. 

2.      Macam - Macam Kegaduhan Anak di dalam Kelas

Ada dua macam kegaduhan didalam kelas menurut beberapa pakar psikologi, diantaranya sebagai berikut:
a.       Kegaduhan Positif
Kegaduhan positif ialah kegaduhan/ keributan yang biasanya dilakukan oleh para siswa yang sifatnya positif artinya mempunyai manfaat tertentu bagi siswa itu sendiri maupun bagi orang lain. Contoh kegaduhan yang sifatya positif ialah kegaduhan yang ditimbulkan akibat kegiatan diskusi kelompok atau kegaduhan karena para siswa saling berebut untuk bertanya ataupun menjawab beberapa pertanyaan yang diajukan oleh sang guru kepada para siswa di dalam kelas. Kegaduhan semacam ini tentulah memiliki dampak positif bagi kegiatan belajar mengajar yang sedang berlangsung di sekolah, karena kegiatan ini akan semakin mengasah kemampuan siswa untuk berkompetisi, adu kecepaan dalam menjawab, dan mengasah kemampuan lainnya  yang bisa membantu siswa untuk mengeksplorasi dirinya sehingga potensi/ kemampuan yang ada pada dirinya jadi terlatih dan lebih berkembang secara optimal.
b.      Kegaduhan Negatif
Kegaduhan negative merupakan kegaduhan yang paling banyak dilakukan oleh siswa di dalam kelas. Contohnya saja kegaduhan yang dilakukan siswa dikelas dengan berpindah-pindah posisi duduk, ada siswa yang mengobrol dengan suara yang keras saat guru menyampaikan materi pembelajaran di kelas, dan lain sebagainya.

3.      Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar
Faktor-faktor yang mempengaruhi suasana belajar mengajar adalah faktor-faktor yang menentukan terciptakan kondisi belajar yang kondusif, dinamis dan produktif bagi berlangsungnya kegiatan belajar mengajar. Faktor – faktor tersebut secara garis besarnya diklasifikasikan ke dalam dua faktor yaitu faktor exsogen dan faktor endogen. Faktor eksogen adalah faktor yang berasal dari luar diri siswa terdiri dari faktor sosial dan non sosial. Sedangkan faktor endogen adalah faktor yang berasal dari diri siswa, terdiri dari faktor fisiologis dan faktor psikologis
a.       Faktor Sosial
Faktor-faktor sosial di sini adalah faktor yang berhubungan dengan kehadiran manusia, baik manusia itu ada (hadir), maupun kehadirannya itu dapat disimpulkan artinya tidak langsung hadir yang dapat mengganggu proses belajar mengajar di kelas. Kehadiran seseorang atau orang lain pada waktu siswa sedang belajar dapat mengganggu suasana belajar dalam kelas. Misalnya ketika sesorang guru sedang menjelaskan materi pelajaran kepada siswa dalam kelas, siswa-siswa kelas sebelahnya ribut/ gaduh karena tidak ada gurunya atau siswa-siswa disebelahnya sedang belajar menyanyi atau tiba-tiba seorang siswa yang terlambat hadir datang mengetuk pintu. Hal ini dapat mengganggu suasana belajar di kelas tersebut. Selain daripada itu kehadiran seseorang secara tidak langsung mempengaruhi juga suasana belajar dalam kelas. Misalnya pada waktu siswa-siswa sedang mengerjakan soal-soal matematika, maka terdengar suara radio atau televisi yang sedangkan menyiarkan pertandingan bulu tangkis atau sepak bola antara kesebelasan Indonesia melawan kesebelasan Korea Selatan.
b.      Faktor Non Sosial
Faktor-faktor non sosial yang dapat mengganggu suasana belajar ini tak terbilang banyaknya antara lain dapat digolongkan menjadi dua golongan yaitu faktor alam dan alat-alat perlengkapan atau fasilitas yang digunakan untuk belajar. Faktor alam misalnya keadaan cuaca. Cuaca yang agak panas tentu akan mempengaruhi belajar siswa di dalam kelas. Selain daripada itu juga waktu belajar. Belajar di waktu pagi hari tentu lebih baik dari pada belajar pada waktu sore hari. Mengenai hal ini telah banyak dilakukan penelitian oleh ahli-ahli pendidikan. Mengenai fasilitas dapat dicontohkan misalnya tempat belajar. Belajar di tempat yang tenang tentu akan lebih berhasil jika dibandingkan dengan belajar di tempat yang gaduh. Hal inipun telah banyak dilakukan penelitian. Selain dari pada itu dapat pula dicontohkan misalnya keadaan gedung. Keadaan gedung yang baik, jika dibandingkan dengan keadaan gedung belajar yang kurang baik, tentu suasana belajarnya akan berbeda. Kaadaan gedung yang baik ditunjang dengan fasilitas belajar yang cukup tentu akan membawa pengaruh pada suasana belajar yang baik.
c.       Faktor Fisiologis
Faktor fisiologis individu juga dapat mempengaruhi aktivitas belajar siswa atau siswi. Faktor fisiologis adalah keadaan jasmani manusia. Keadaan jasmani siswa atau siswa yang segar tentu akan lain dengan keadaan jasmani yang tidak segar pada saat menerima pelajaran dalam kelas. Keadaan jasmani yang lelah tentu akan lain pengaruhnya dengan keadaan jasmani siswa yang tidak lelah. Dalam kaitan ini perlu dijelaskan mengenai pengaruh nutrisi terhadap tonus jasmani manusia. Kekurangan kadar makanan mengakibatkan kurangnya tonus jasmani yang mengakibatkan timbulnya kelesuan, lekas mengantuk, lekas lelah, daya tahan rendah, konsentrasi rendah dan sebagainya. Hal ini tentu saja akan membawa pengaruh terhadap aktivitas belajar siswa dalam kelas. Selain dari pada itu keadaan fungsi fisiologis juga mempengaruhi aktivitas belajar siswa terutama fungsi panca indera. Sampai saat ini telah terbukti bahwa diantara panca indera yang lima macam tersebut, mata dan telinga memegang peranan yang penting sekali dalam belajar. Penyelidikan-penyelidikan mengenai daya diskriminasi, kemampuan membuat orientasi, ketepatan dan kecepatan persepsi langsung bersangkut paut dengan fungsi panca indera ini. Lebih-lebih penglihatan ( mata ) dan pendengaran ( telinga ). Siswa yang selalu bertanya karena kurangnya pendengaran dan penglihatan tentu akan mengganggu aktivitas belajar di kelas.
d.      Faktor-Faktor Psikologis
Belajar sebagai masalah psikologis disyaratkan oleh faktor-faktor psikologis. Faktor psikologis memegang peranan yang menentukan di dalam belajar. Karena itu sudah sepantasnya faktor-faktor ini mendapatkan pembahasan dalam kaitannya dengan proses belajar mengajar dalam kelas. Faktor-faktor tersebut antara lain faktor perhatian, faktor kognitif, faktor afektif, faktor konatif atau motivasi dan intelegensi. Apabila seorang guru dapat mengetahui  dan memahami faktor-faktor tersebu, makat seorang guru atau wali kelas akan mampu mengambil langkah-langkah yang tepat dalam menciptakan, mempertahankan dan mengembangkan situasi belajar mengajar yang efektif, kondusif dan produktif di dalam kelas dalam rangka mencapai tujuan sebagaimana yang telah digariskan di dalam kurikulum sekolah sesuai dengan tngkat dan jenis pendidikan masing-masing.
Jadi beberapa factor yang menjadi penyebab anak suka membuat gaduh di kelas berdasarkan factor-faktor yang mempengaruhi belajar mengajar diantaranya: mencari perhatian guru, adanya teman yang mengajak bicara, proses pembelajaran yang kurang menarik, materi sulit di pahami dan di mengerti, media pembelajaran tidak sesuai, cara berkomunikasi guru yang monoton dan guru tidak ada di kelas.

4.      Dampak Perilaku Anak Suka Membuat Gaduh
Dampak kegaduhan yang sifatnya positif seperti  kegiatan diskusi tersebut diatas bagi para pelajar ialah
a.       Menambah wawasan siswa dari kegiatan diskusi yang telah dilakukan di kelas.
b.      Melatih keterampilan siswa dalam merespon pendapat/opini orang lain.
c.       Mengembangkan sikap saling menghargai pendapat orang lain dan tidak bersikap egoistis.
d.      Melatih kecepatan dalam berpikir akan suatu hal atau permasalahan.
e.       Lebih menghidupkan suasana kelas.
f.       Suasana kelas menjadi lebih menyenangkan
g.      Siswa lebih bersemangat dalam belajar karena kegiatan belajar dilaksanakan dengan cara yang SERSAN (serius tapi santai)
Sedangkan dampak negative dari adanya kegaduhan di dalam kelas ialah
a.       Suasana kelas menjadi tidak kondusif.
b.      Para murid bersikap se enaknya saja.
c.       Tujuan pembelajaran yang di telah direncanakan tidak dapat di capai dengan optimal.
d.      Murid bebas melakukan apa yang ia inginkan.
e.       tidak ada kedisiplinan dalam belajar

5.      Upaya menanggulangi Anak Suka Membuat Gaduh didalam Kelas
Untuk menganggulangi anak-anak yang suka membuat gaduh di dalam kelas, maka ada beberapa hal yang bisa dilakukan kita sebagai seorang guru/ konselor sebagai berikut:
a.       Buatlah kesepakatan terlebih dahulu dengan para siswa.
b.      Sudahkan anda mempunyai standar kebisingan dikelas anda?
c.       Ajarkan lah siswa untuk bersuara “indoor” dan “outdoor”
d.      Buatlah replika skala seperti thermometer dari kertas yang berisi skala keributan dikelas. Tempel didepan kelas lalu turunkan sesuai kehendak anda saat siswa anda minta diam.
e.       Hindari mengetuk-ngetuk papan tulis atau white board saat mendiamkan siswa.
f.       Gunakan strategi ini, angkat tangan anda sambil bersikap diam. Mintalah siswa melakukan hal yang sama. Saya jamin kelas anda akan tenang, lakukan berulang bila anda ingin siswa anda diam.
g.      Hindari berteriak untuk mendiamkan siswa. Teriakan anda hanya akan menambah kebisingan yang sudah terjadi.
h.      Jangan menggunakan suara “sssssssshhhhhhhhhh….!” Saat mendiamkan siswa. Alasannya sama dengan point “g”
i.        Lakukan permainan tepuk, biarkan mereka mengikuti irama tepuk anda. Perhatian mereka akan beralih dan mengikuti tepuk anda.
j.        Lakukan permainan Hai atau Halo, saat kelas anda ribut sapalah mereka “hai…!” ajarkan mereka untuk menjawab “Halo ..”. Dengan demikian perhatian mereka akan tertuju pada anda.
k.      Ucapkan kata ‘terima kasih ‘ pada siswa yang sudah siap mendengarkan anda. Misalnya ” terima kasih Kevin, terima kasih Adam… dst
l.        Berjalanlah saat  di dalam kelas dan berinteraksi lah dengan semua siswa.
Selain itu ada beberapa tips atau strategi yang bisa dilakukan oleh guru/konselor agar dapat menciptakan suasana kelas menjadi kondusif/ tidak gaduh dan nyaman sebagai berikut:
a.       Memberikan pilihan bagi peserta didik yang lambat maupun yang cepat dalam melakukan tugas pembelajaran. Dalam sistem pembelajaran kelasikal, sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pembelajaran secara optimal dan menuntut peran ekstra guru untuk memberikan pembelajaran remedial
b.      Memberikan pembelajaran remedial bagi para peserta didik yang kurang berprestasi, atau berprestasi rendah. Dalam sistem pembelajaran kelasikal, sebagian peserta didik akan sulit untuk mengikuti pelajaran secara optimal. Dan menuntut peran serta guru untuk memberikan pembelajaran remedial
c.       Mengembangkan organisasi kelas yang efektif, menarik, nyaman, dan aman bagi perkembangan potensi seluruh peserta didik, serta pengelolaan kelas yang tepat, efektif dan efisien
d.      Menciptakan kerja sama saling menghargai, baik antar peserta didik maupun antara peserta didik dengan guru dan pengelola pembelajaran lain. Hal ini mengandung implikasi bahwa setiap peserta didik memiliki kesempatan yang seluas-luasnya untuk mengemukakan pandangannya tanpa ada rasa takut mendapatkan sangsi atau dipermalukan.
e.       Melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan belajar dan pembelajaran. Dalam hal ini guru harus mampu memposisikan diri sebagai pembimbing dan manusia sumber. Sekali-kali cobalah untuk melibatkan peserta didik dalam proses perencanaan pembelajaran, agar mereka merasa bertanggung jawab terhadap pembelajaran yang dilaksanakan.
f.       Mengembangkan proses pembelajaran sebagai tanggung jawab bersama antara peserta didik dan guru, sehingga guru lebih banyak bertindak sebagai fasilitator dan sebagai sumber belajar.
g.      Mengembangkan sistem evaluasi belajar dan pembelajaran yang menekankan pada evaluasi diri ( self evaluation ). Dalam hal ini guru sebagai fasilitator harus mampu membantu peserta didik untuk menilai bagaimana mereka memperoleh kemajuan dalam proses belajar yang dilaluinya. Dengan terkondisinya iklim belajar yang kondusif, akan mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang aktif, kreatif, efetktif dan bermakna yang lebih menekankan pada belajar mengetahui ( learning to know ), belajar berkarya ( learning to do ), belajar menjadi diri sendiri ( learning to be ) dan belajar hidup bersama-sama secara harmonis ( learning tog live together ). Suasana seperti itu akan memupuk tumbuhnya kemandirian dan berkurangnya ketergantungan di kalangan siswa, bersifat adaptif dan proaktif serta memiliki jiwa enterprenership ulet, inovatif, percaya diri, bertanggung jawab, kerja keras, disiplin, menghargai kualitas dan berani mengambil resiko.

No comments :

Post a Comment