http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Friday, 12 April 2013

Iman kepada Malaikat



BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah
Syiar islam yang berbunyi “ asy-hadu an laa illaaha illa Allah, wa asy-hadu anna Muhammad Ar-Rosulullah”. Kesaksian yang satu ini tidak dapat diwakilkan oleh yang lainnya. Akal dan hati manusia meyakini bahwa tidak ada illah yang berhak diibadahi melainkan Allah  SWT dan Muhammad SAW adalah Rosul-Nya, kemudian ia mengucapkan dengan lisannya dan mengamalkan berbagai konsekuensinya dengan penuh keikhlasan dan kesadaran.
Keimanan dan pengucapan dua kalimat syahadat mengharuskan adanya keimanan pada hal ghaib yang diinformasikan Allah melalui Rosul-Nya. Maka dari sinilah muncul istilah rukun iman, yang semuanya bersifat ghaib, atau mempunyai unsur ghaib. iman kepada jin adalah cabang keimanan kepada Al-Qur’an. Iman kepada tujuh langit, yang didalamnya terdapat malaikat, baitul ma’mur, di tingkat ketujuh ada syurga, atapnya adalah ‘Arsy, ruh- ruh kaum mukminiin naik padanya, semuanya adalah bagian dari keimanan kepada Al-Qur’an. Iman dengan adanya alam barzah setelah kematian adalah cabang dari keimanan kepada hari akhir, begitu seterusnya, tidak ada satupun perkara yang ghaib yang tidak merujuk kepada enam rukun.
Keimanan kepada rukun-rukun iman merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Barang siapa yang kufur dengan salah satu rukun, maka ia dianggap kufur dengan semuanya. Maka dari itu, setiap manusia harus mengimani ke-enam rukun iman secara keseluruhan.
B. Rumusan Masalah
     1. Apakah hakikat dari Malaikat?
     2. Apakah hakikat dari Jin,Iblis Dan Syaitan?
1
     3. Apakah perbedaan antara Jin, Iblis Dan  Syaitan?
     4. Apakah hikmah beriman kepada Malaikat?
     5. Apakah fungsi iman kepada Malaikat?
     6. Bagaimana cara meyakini dan mengimani keberadaan malaikat?

C. Tujuan Penulisan
Pada penulisan makalah ini sebenarnya ditujukan untuk:
  1. Memenuhi tugas mata kuliah Aqidah Ahlak
  2. Bagi pembaca, dengan tulisan yang kecil ini semoga dapat memberikan dan menambahkan pengetahuan anda tentang semua hal yang berkaitan dengan iman kepada yang ghaib.
  3. Bagi penulis sendiri, yang nantinya akan menjadi bekal di kemudian hari dan menjadi sebagai pembelajaran yang berharga.

D. Manfaat Penulisan
Dalam tulisan ini, banyak sekali yang diharapkan diantaranya adalah untuk menambah pengetahuan bagi siapa saja yang membacanya. Kemudian dari sini juga kita akan sedikit banyak tahu tentang hakikat malaikat, jin, syaitan dan juga istilah yang biasa kita kenal dengan iblis, selain itu bagaimana cara kita mengimaninya, dan yang paling penting yaitu hikmah atau manfaat dari keimanan tersebut. Insya Allah dengan pengamalan yang baik dan benar, kita dapat belajar menumbuhkan iman sebagai sikap seorang mukmin yang kaffah.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Hakikat Malaikat
Secara etimologis (lughawi), kata malaikah yang dalam bahasa Indonesia disebut malaikat, adalah bentuk jamak dari kata malak, berasal dari mashdar al-alukah yang berarti ar-risalah (misi atau pesan). Yang membawa misi disebut  ar-rasul (utusan). Dalam beberapa ayat Al-Qur`an, malaikat juga disebut dengan rusul (utusan-utusan), misalnya pada surat Huud ayat 69. Bentuk jamak lainnya dari kata malak adalah mala`ik. Dalam bahasa Indonesia, kata malaikat bermakna tunggal (satu malaikat), bentuk jamaknya menjadi malaikat-malaikat.
Secara terminologis (istilah), makaikat adalah makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya (nur) dengan wujud dan sifat-sifat tertentu. Tentang penciptaan malaikat, Rasulullah SAW menginformasikan bahwa malaikat diciptakan dari cahaya (nur), berbeda dengan jin yang diciptakan dari api (nar)
”Malaikat itu diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari nyala api, dan Adam diciptakan dari apa yang telah diterangkan kepadamu semua”. (HR. Muslim)
Tentang kapan waktu penciptaannya, tidak ada penjelasan yang rinci. Tapi secara  jelasnya, malaikat diciptakan lebih dahulu dari manusia pertama, Adam As. sebagaimana yang disebutkan oleh Allah SWT dalam surat Al-Baqarah ayat 30 yang artinya:
”Ingatlah ketika Rabb-mu berfirman kepada para malaikat: Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi…”


3
Eksistensi  Malaikat
Semua makhluk ciptaan Allah SWT dapat dibagi kepada dua macam, yaitu: makhluk yang gaib (al ghaib) dan makhluk yang nyata (as syahadah). Yang bisa membedakan keduanya adalah panca indera manusia. Segala sesuatu yang tidak bisa dijangkau oleh salah satu panca indera manusia digolongkan kepada hal ghaib, sedangkan yang bisa dijangkau oleh salah satu panca indera manusia digolongkan kepada as syahadah.
Untuk mengetahui dan mengimani wujud makhluk ghaib tersebut, seseorang dapat menempuh dua cara. Pertama, melalui berita atau informasi yang diberikan oleh sumber tertentu (bil-Akhbar). Kedua, melalui bukti bukti nyata yang menunjukkan makhluk gaib itu ada (bil atsar).
Salah satu makhluk ghaib Allah adalah malaikat. Allah menciptakan mahkluk-makhluk untuk menjalankan alam semesta ini. Di antara makhluk-makhluk Allah, ada yang diciptakan nyata (yaitu meliputi seluruh zat dan energi fisik, termasuk makhluk-makhluk biologis), dan ada yang diciptakan ghaib . Hukum fisik real berlaku untuk mahkluk nyata, dan hukum ghaib berlaku untuk makhluk ghaib. Tidak banyak yang dapat diketahui manusia tentang keghaiban, kecuali yang diinformasikan Allah melalui rosul dan kitab-Nya.
Sebagai makhluk ghaib, wujud Malaikat tidak dapat dilihat, didengar, diraba, dicium dan dicicipi (dirasakan) oleh manusia. Dengan kata lain tidak dapat dijangkau oleh panca indera, kecuali jika malaikat menampilkan diri dalam rupa tertentu, seperti rupa manusia. Dalam beberapa ayat dan hadits disebutkan beberapa peristiwa malaikat menjelma sebagai manusia seperti terdapat dalam surat Huud ayat 69-70:
”Dan sesungguhnya utusan-utusan Kami (malaikat-malaikat) telah datang kepada Ibrahim dengan membawa kabar gembira, mereka mengucapkan: Selamat. Ibrahim menjawab: Selamatlah, maka tidak lama kemudian Ibrahim menyuguhkan daging anak sapi yang dipanggang. Maka tatkala dilihatnya tangan mereka tidak menjamahnya, Ibrahim memandang aneh perbuatan mereka, dan merasa takut kepada mereka. Malaikat itu berkata: Jangan kamu takut, sesungguhnya kami adalah (malaikat-malaikat) yang diutus kepada kaum Luth.
4
Nama Dan Tugas Malaikat
Salah satu jenis makhluk ghaib adalah malaikat. Malaikat mengemban tugas-tugas tertentu dalam mengelola alam semesta. Jumlah malaikat sangat banyak. Beberapa nama malaikat yang perlu dikenal adalah:
a) Jibril – Menyampaikan wahyu kepada para Nabi dan Rasul Allah.
”Sesungguhnya Al Qur’aan itu benar-benar firman (Allah yang dibawa oleh) utusan yang mulia (Jibril)” (QS. At-Takwiir: 19)
”Barang siapa yang menjadi musuh Allah, malaikat-malaikat-Nya, rasul-rasul-Nya, Jibril dan Mikail, maka sesungguhnya Allah adalah musuh orang-orang kafir.”(QS.Al-Baqarah: 98).
b) Mikail – Membagi rezeki kepada seluruh makhluk, di antaranya menurunkan hujan [QS. Al-Baqarah: 98]
c) Israfil – Meniup sangkakala (terompet) pada hari kiamat (HR An Nasaa’i)
d) Maut – Mencabut nyawa seluruh makhluk (QS. As-Sajdah: 11)
”Katakanlah: “Malaikat maut yang diserahi untuk (mencabut nyawa)mu akan mematikanmu, kemudian hanya kepada Tuhanmulah kamu akan dikembalikan.” (QS. As-Sajdah: 11)
e) Munkar – Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur (HR Ibnu Abi ‘Ashim)
f) Nakir – Memeriksa amal perbuatan manusia di alam kubur (HR Ibnu Abi ‘Ashim)
g) Raqib – Mencatat amal baik manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf: 18)
“Tiada suatu ucapanpun yang diucapkannya melainkan ada di dekatnya malaikat pengawas yang selalu hadir” (QS. Qaaf: 18)

5
h) Atid – Mencatat amal buruk manusia ketika hidup di dunia (QS. Qaf: 18)
i) Malik / Zabaniyah- Menjaga neraka dengan bengis dan kejam.
“Mereka berseru: “Hai Malik biarlah Tuhanmu membunuh kami saja.” Dia menjawab: “Kamu akan tetap tinggal di neraka.” (QS. Az-Zukhruf: 77)
”kelak Kami akan memanggil malaikat Zabaniyah” (Al-’Alaq: 18)
j) Ridwan, Penjaga Surga – Menjaga sorga dengan lemah lembut (QS Az-Zumar: 73)
”Dan orang-orang yang bertakwa kepada Tuhan dibawa ke dalam syurga berombong-rombongan. Sesampai di surga dan pintu-pintunya telah terbuka berkatalah penjaga-penjaganya: “Kesejahteraan dilimpahkan atasmu. Berbahagialah kamu! maka masukilah surga ini, sedang kamu kekal di dalamnya.” (QS Az-Zumar: 73)
Sifat- Sifat Dasar Malaikat Allah Swt
  a). Pasti selalu patuh pada segala perintah Allah dan selalu tidak melaksanakan apa yang
       dilarang Allah SWT
  b). Tidak sombong, tidak memiliki nafsu dan selalu bertasbih.
  c). Dapat berubah wujud dan menjelma menjadi yang dia kehendaki.
  d). Memohon ampunan bagi orang-orang yang beriman.
  e). Ikut bahagia ketika seseorang mendapatkan Lailatul Qadar.
  f). Malaikat tidak dilengkapi dengan hawa nafsu.
  g). Tidak memiliki keinginan seperti manusia.

6
  h). Tidak berjenis lelaki atau perempuan.
  i). Tidak berkeluarga.
  j). Hidup dalam alam yang berbeda dengan kehidupan alam semesta yang kita saksikan ini.
  k).Yang mengetahui hakikat wujudnya hanyalah Allah Swt semata.

B. Hakikat  Jin, Iblis dan Syaitan
Beriman kepada yang ghaib adalah termasuk salah satu asas dari akidah Islam, bagi setiap orang Muslim, mereka wajib beriman kepada yang ghaib, tanpa sedikitpun ada rasa ragu. Dalam perkara ini Ibn Mas’ud mengatakan: Yang dimaksudkan dengan yang ghaib itu ialah segala apa saja yang ghaib dari kita dan perkara itu diberitahukan oleh Allah dan Rasul-Nya. Begitu juga jin. Jin termasuk makhluk ghaib yang wajib kita imani, kerana banyak ayat-ayat Al-Qur’an dan Hadits Nabi yang menerangkan tentang wujudnya.
Walaupun jin itu tidak dapat dilihat, maka bukanlah berarti ia tidak ada. Sebab berapa banyaknya sesuatu yang tidak dapat kita lihat di dunia ini, akan tetapi benda itu ada. Angin misalnya, kita tidak dapat melihatnya, tetapi hembusannya dapat kita rasakan. Begitu juga roh yang merupakan hakikat dari kehidupan kita, kita tidak dapat melihatnya serta tidak dapat mengetahui tentang hakikatnya akan tetapi kita tetap meyakini wujudnya.
Pengertian Jin, Iblis dan Syaitan
Jin adalah nama jenis, bentuk tunggalnya adalah Jiniy (dalam bahasa arab dahulu kala, dan Genie dalam bahasa Inggris) artinya “yang tersembunyi” atau “yang tertutup” atau “yang tak terlihat”. Hal itulah yang memungkinkan kita mengaitkannya dengan sifat yang umum “alam

7
tersembunyi”, sekalipun akidah Islam memaksudkannya dengan makhluk-makhluk berakal, berkehendak, sadar dan punya kewajiban, berjasad halus dan hidup bersama-sama kita di bumi ini. Dalam sebuah hadits dari Abu Tha’labah yang bermaksud : “Jin itu ada tiga jenis yaitu: Jenis yang mempunyai sayap dan terbang di udara, Jenis ular dan jengking dan Jenis yang menetap dan berpindah-pindah.”
Kata Iblis menurut sebagian ahli bahasa berasal dari ablasa artinya putus asa. Dinamai iblis karena dia putus asa dari rahmat atau kasih sayang Allah SWT. (Sayid Sabiq, 1986, hal. 219).
Kata Syaitan berasal dari kata syatana artinya menjauh. Dinamai Syaitan karena jauhnya dari kebenaran. (Shabuni, 1977, hal. 17)
Bangsa jin itu ada yang patuh dan ada yang durhaka kepada Allah SWT tatkala Allah SWT memerintahkan kepada bangsa jin untuk sujud kepada Adam bersama dengan para malaikat, salah satu dari mereka menentang. Yang menentang itulah dikenal dengan iblis. Iblis itulah nenek moyang seluruh syaitan, yang seluruhnya selalu durhaka kepada Allah SWT dan bertekad untuk menggoda umat mausia (anak cucu Adam) mengikuti langkah mereka menentang perintah Allah SWT.
Cara-cara Syaitan Mengganggu Manusia
Syaitan adalah musuh besar bagi manusia seperti yang telah di katakan didalam Al-Quran. Dan cara-cara syaitan mengganggu manusia untuk mengikuti langkah-langkahnya dengan 2 cara: pertama, Tadhil (menyesatkan), yang kedua, takhwif (menakut-nakuti). Berikut ini kami akan menjelaskan kedua cara tersebut secara terperinci:
a)  Tadhil
Allah SWT sudah menjelaskan melalui para rasul yang Dia utus, mana yang hak dan mana yang batil, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang terpuji dan mana yang tidak terpuji,

8
mana yang boleh dikerjakan dan mana yang tidak boleh dikerjakan. Allah SWT sudah memberikan hidayah kepada umat manusia bagaimana menempuh kehidupan di dunia supaya mendapatkan kebaikan didunia maupun kebaikan di akhirat. Akan tetapi syaithan berusaha memutar balikkan, sehingga manusia akan mudah tersesat dan mengikutinya. Langkah-langkah syaitan untuk menyesatkan manusia paling kurang ada delapan yaitu:
1)   Waswashah (Bisikan).
Syaithan membisikkan keraguan, kebimbangan dan keinginan untuk melakukan kejahatan ke dalam hati manusia. Firman Allah SWT:
Artinya: “Katakanlah: “Aku berlidung kepada Tuhan (yang memelihara dan menguasai) manusia. Raja manusia. Sembahan manusia. Dari kejahatan (bisikan) syaitan yang biasa bersembunyi. Yang membisikkan (kejahatan) ke dalam dada manusia, dari (golongan) jin dan manusia. Dari (golongan) jin dan manusia.” (QS. An-Nas: 1-6)
2)   Nisyan (Lupa)
Lupa memang sesuatu yang manusiawi. Tapi syaitan berusaha membuat manusia lupa engan Allah SWT, atau paling kurang membuat manusia menjadikan lupa sebagai alas an untuk menutupi kesalahn atau menghindari tanggung jawab. Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan apabila kamu melihat orang-orang memperolok-olokkan ayat-ayat kami, Maka tinggalkanlah mereka sehingga mereka membicarakan pembicaraan yang lain. dan jika syaitan menjadikan kamu lupa (akan larangan ini), Maka janganlah kamu duduk bersama orang-orang yang zalim itu sesudah teringat (akan larangan itu).” (QS. Al-An’am: 68)
3)   Tamani (Angan-angan)
Syaitan berusaha memperdayakan pikiran manusia dengan khayalan yang mustahil terjadi dan dengan angan-angan kosong, Allah mengingatkan kita akan tekad Syaitan untuk membangkitkan angan-angan kosong pada diri manusia. Firman Allah SWT:
9
Artinya: “Dan Aku benar-benar akan menyesatkan mereka, dan akan membangkitkan angan-angan kosong pada mereka dan menyuruh mereka (memotong telinga-telinga binatang ternak), lalu mereka benar-benar memotongnya, dan akan Aku suruh mereka (mengubah ciptaan Allah), lalu benar-benar mereka meubahnya”. barangsiapa yang menjadikan syaitan menjadi pelindung selain Allah, Maka Sesungguhnya ia menderita kerugian yang nyata.” (QS. An-Nisa: 119)
4)   Tazyin (Memandang Baik Perbuatan Maksiat)
Syaitan berusaha dengan segala macam cara menutupi keadaan yang sebenarnya sehingga yang batil keliatan terpuji dan sebagainya. Allah SWT mengingatkan tekad syaitan untuk melakukan tazyin tersebut:
Artinya: “Iblis berkata: “Ya Tuhanku, oleh sebab Engkau Telah memutuskan bahwa Aku sesat, pasti Aku akan menjadikan mereka memandang baik (perbuatan ma’siat) di muka bumi, dan pasti Aku akan menyesatkan mereka semuanya, Kecuali hamba-hamba Engkau yang mukhlis di antara mereka”.” (QS. Al-Hijr: 39-40)
5)   Wa’dun (Janji Palsu)
Syaitan berusaha membujuk umat manusia supaya mau mengikutinya dengan memberikan janji-janji yang menggiurkan yaitu keuntungan yang akan peroleh jika mau menuruti ajakannya. Di akhirat nanti syaitan akan mengakui bahwa janji-janji yang diberikannya kepada umat manusia dahulu di dunia adalah janji-janji palsu yang pasti tidak mampu menepatinya. Firman Allah SWT:
Artinya: “Dan berkatalah syaitan tatkala perkara (hisab) Telah diselesaikan: “Sesungguhnya Allah Telah menjanjikan kepadamu janji yang benar, dan akupun Telah menjanjikan kepadamu tetapi Aku menyalahinya. sekali-kali tidak ada kekuasaan bagiku terhadapmu, melainkan (sekedar) Aku menyeru kamu lalu kamu mematuhi seruanku, oleh sebab itu janganlah kamu mencerca Aku akan tetapi cercalah dirimu sendiri. Aku sekali-kali tidak dapat menolongmu dan kamupun sekali-kali tidak dapat menolongku.
10
Sesungguhnya Aku tidak membenarkan perbuatanmu mempersekutukan Aku (dengan Allah) sejak dahulu”. Sesungguhnya orang-orang yang zalim itu mendapat siksaan yang pedih.” (QS. Ibrahim: 22).
6)   Kaidun (Tipu Daya)
Syaitan berusaha dengan segala macam tipu daya untuk menyesatkan umat manusia. Akan tetapi sebenarnya tipu daya syaitan itu tidak aka nada pengaruhnya bagi orang-orang yang benar-benar beriman kepada Allah SWT. Firman Allah SWT:
Artinya: “Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, Karena Sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.” (QS. An-Nisa: 76)
7)   Shaddun (Hambatan)
Syaitan berusaha untuk menghalang-halangi umat manusia menjalankan perintah-Nya dengan menggunakan segala cara macam hambatan. Firman Allah SWT:
Artinya: “  Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah; dan syaitan Telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk,” (QS. An-Naml: 24)
8)   ‘Adawah (Permusuhan)
Syatan berusaha menimbulkan permusuhan dan rasa saling membenci di antara sesame manusia, karena dengan permusuhan tiu manusia akan lupa diri dan melakukan hal-hal yang tidak dibenarkan oleh Allah untuk membinasakan musuh-musuhnya.


11
 Firman Allah SWT:
Artinya: “Sesungguhnya syaitan itu bermaksud hendak menimbulkan permusuhan dan kebencian di antara kamu lantaran (meminum) khamar dan berjudi itu, dan menghalangi kamu dari mengingat Allah dan sembahyang; Maka berhentilah kamu (dari mengerjakan pekerjaan itu).” (QS. Al-Maidah: 91)
Demikianlah delapan langkah syaitan memperdaya, menyesatkan manusia untuk mengikuti segla langkahnya, yaitu kufur. Dan sebagai seorang manusia kita jangan sampai mengikutinya karena syaitan adalah musuh bagi kita (manusia).
b)  Takhwif
Jika syaitan tidak berhasil dengan delapan cara tersebut, syaitan masih mempunyai cara lain yaitu takhwif (menakut-nakuti). Takut yang dimaksud disini bukan takut yang tabi’I (alami). Seperti takut dengan binatang buas, atau takut mengerjakan kemaksiatan. Akan tetapi taku disini adalah takut melaksanakan kebenaran. Takut melakukan amar ma’ruf nahi munkar karena khawatir dengan segala risiko dan konsekwensinya. Misalnya risiko jatuh miskin, turun jabatan, dipecat atau lainnya. Allah berfirman:
Artinya:  “Sesungguhnya mereka itu tidak lain hanyalah syaitan yang menakut-nakuti (kamu) dengan kawan-kawannya (orang-orang musyrik Quraisy), Karena itu janganlah kamu takut kepada mereka, tetapi takutlah kepadaku, jika kamu benar-benar orang yang beriman.” (QS. Ali-Imran: 175)
Itulah cara syaitan yang tanpa lelah selalu mengajak manusia kepada kesesatan dan kita sebagai seorang muslim jangn lelah juga untuk selalu mendekatkan diri kita kepada Allah SWT.


12
Inilah beberapa langkah agar kita terhindar dari tipu daya syaitan:
  • Masuk Islam secara kaffah (utuh).
  • Selalu menyadari bahwa syaitan adalah musuh yang utama.
  • Mengikuti ajaran-ajaran nabi Muhammad.
  • Mengikuti hal-hal yang diajarkan nabi untuk melawan syaitan.
    • Membaca Al-Isti’adzah
    • Membaca Al-Ma’uzatain (surat Al-Falaq dan Surat An-naas)
    • Membaca Ayat Kursi (Al-Baqarah ayat 255)
    • Membaca surat Al-Baqarah Lengkap
    • Membaca zikir 100 kali sehari

C. Perbedaan Malaikat dengan Jin, Syaitan dan Iblis
Malaikat terbuat dari cahaya atau nur sedangkan jin berasal dari api atau nar. Malaikat selalu tunduk dan taat kepada Allah sedangkan jin ada yang muslim dan ada yang kafir. Yang kafir adalah syetan dan iblis yang akan terus menggoda manusia hingga hari kiamat agar bisa menemani mereka di neraka.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu sebagaimana yang dipunyai jin. Jin yang jahat akan selalu senantiasa menentang dan menjalankan apa yang dilarang oleh Tuhan Allah SWT.
Malaikat adalah makhluk yang baik dan tidak akan mencelakakan manusia selama berbuat kebajikan, sedangkan syetan dan iblis akan selalu mencelakakan manusia hingga hari akhir.



13
D. Hikmah Beriman Kepada Malaikat
Iman kepada Malaikat adalah yakin dan membenarkan bahwa Malaikat itu ada, diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya/nur. Beriman kepada Malaikat adalah rukun Iman yang kedua. ”Rasul telah beriman kepada Al Quran yang diturunkan kepadanya dari Tuhannya, demikian pula orang-orang yang beriman. Semuanya beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya dan rasul-rasul-Nya…” (QS. Al-Baqarah: 285)
”Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-jauhnya.” (QS. An-Nisaa’: 136)
Malaikat diciptakan Allah dari Nur/Cahaya [HR Muslim] dan merupakan makhluk ghaib yang tidak dapat dilihat oleh manusia kecuali jika Allah mengizinkan.
Malaikat tidak memiliki hawa nafsu dan selalu taat dan melaksanakan perintah Allah:
”Mereka takut kepada Tuhan mereka yang di atas mereka dan melaksanakan apa yang diperintahkan (kepada mereka).” [QS. An-Nahl: 50)
Para Malaikat tidak lalai dalam menjalankan kewajiban:
”Dan Dialah yang mempunyai kekuasaan tertinggi di atas semua hamba-Nya, dan diutus-Nya kepadamu malaikat-malaikat penjaga, sehingga apabila datang kematian kepada salah seorang di antara kamu, ia diwafatkan oleh malaikat-malaikat Kami, dan malaikat- malaikat Kami itu tidak melalaikan kewajibannya.” [QS. Al-An’aam: 61)


14
Malaikat merupakan hamba Allah yang dimuliakan:
”Dan mereka berkata: “Tuhan Yang Maha Pemurah telah mengambil (mempunyai) anak”, Maha Suci Allah. Sebenarnya (malaikat-malaikat itu), adalah hamba-hamba yang dimuliakan” (QS. Al Anbiyaa’: 26)
Malaikat senantiasa beribadah kepada Allah dan bertasbih:
”Sesungguhnya malaikat-malaikat yang ada di sisi Tuhanmu tidaklah merasa enggan menyembah Allah dan mereka mentasbihkan-Nya dan hanya kepada-Nya-lah mereka bersujud” (QS. Al-A’raaf: 206)
Para Malaikat mengerjakan berbagai urusan yang diberikan Allah kepada mereka:
”Segala puji bagi Allah Pencipta langit dan bumi, Yang menjadikan malaikat sebagai utusan-utusan untuk mengurus berbagai macam urusan yang mempunyai sayap, masing-masing (ada yang) dua, tiga dan empat. Allah menambahkan pada ciptaan-Nya apa yang dikehendaki-Nya. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.” (QS. Faathir: 1)
”Pada malam itu turun malaikat-malaikat dan malaikat Jibril dengan izin Tuhannya untuk mengatur segala urusan.” (QS. Al-Qadr: 4)
Para malaikat senantiasa berdoa untuk orang-orang yang beriman:
”(Malaikat-malaikat) yang memikul Arasy dan malaikat yang berada di sekelilingnya bertasbih memuji Tuhannya dan mereka beriman kepada-Nya serta memintakan ampun bagi orang-orang yang beriman (seraya mengucapkan): “Ya Tuhan kami, rahmat dan ilmu Engkau meliputi segala sesuatu, maka berilah ampunan kepada orang-orang yang bertobat dan mengikuti jalan Engkau dan peliharalah mereka dari siksaan neraka yang menyala-nyala, ya Tuhan kami, dan


15
 masukkanlah mereka ke dalam surga Adn yang telah Engkau janjikan kepada mereka dan orang-orang yang saleh di antara bapak-bapak mereka, dan istri-istri mereka, dan keturunan merekasemua. Sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana, dan peliharalah mereka dari (balasan) kejahatan. Dan orang-orang yang Engkau pelihara dari (pembalasan) kejahatan pada hari itu, maka sesungguhnya telah Engkau anugerahkan rahmat kepadanya dan itulah kemenangan yang besar”. (QS. Al-Mu’min: 7-9)
E. Fungsi Iman Kepada Malaikat
     a) Selalu melakukan perbuatan baik serta anti melakukan perbuatan buruk karena dirinya
         selalu diawasi oleh malaikat.
    b)  Berupaya masuk ke dalam surga yang dijaga oleh malaikat Ridwan dengan bertakwa dan
          beriman kepada Allah SWT serta berlomba-lomba mendapatkan Lailatul Qodar.
    c) Meningkatkan keikhlasan, keimanan dan kedisiplinan kita untuk mengikuti/meniru sifat dan
         perbuatan malaikat.
    d)  Selalu berfikir dan berhati-hati dalam melaksanakan setiap perbuatan karena tiap perbuatan
         baik yang baik maupun yang buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak.
    e)  Hikmah dari beriman kepada malaikat cukup banyak. Misalnya dengan menyadari adanya
         malaikat Roqib dan ’Atid yang selalu mencatat amal baik/buruk kita, maka kita akan lebih
         hati-hati dalam berbuat. Kita malu berbuat dosa.


16
”Padahal sesungguhnya bagi kamu ada malaikat-malaikat yang mengawasi pekerjaanmu, yang mulia di sisi Allah dan mencatat pekerjaan-pekerjaanmu, mereka mengetahui apa yang kamu kerjakan.” (Al-Infithaar: 10-12)
  f) Dengan meyakini adanya malaikat Maut yang mencabut nyawa kita, Munkar dan Nakir yang
      memeriksa kita di alam kubur serta malaikat Malik yang menyiksa para pendosa di neraka,
      niscaya kita takut berbuat dosa. Kita juga bisa meniru ketaatan dan kerajinan malaikat dalam
      beribadah.
Dan kepunyaan-Nyalah segala yang di langit dan di bumi. Dan malaikat-malaikat yang di sisi-Nya, mereka tiada mempunyai rasa angkuh untuk menyembah-Nya dan tiada (pula) merasa letih.” (QS. Al-Anbiyaa’: 19)

F. Cara Untuk Meyakini Dan Mengimani Keberadaan Malaikat
Cara untuk meyakini dan mengimani keberadaan malaikat ada 2 cara:
Pertama, melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang menjelaskan perihal malaikat. Karena kita mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang malaikat pun kita imani.
Kedua, kita dapat mengetahui dan mengimani wujud malaikat melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa malaikat itu benar-benar ada. Misalnya, Malaikat Maut yang bertugas mencabut nyawa manusia, dapat dibuktikan secara nyata dengan adanya peristiwa kematian manusia. Demikian pula dengan keberadaan Malaikat Jibril, bisa dibuktikan secara nyata dengan adanya Al-Quran yang disampaikannya kepada Nabi Muhammad SAW sebagai pedoman.
17
BAB III
PENUTUP
A.Kesimpulan
    1.Bahwa malaikat merupakan makhluk gaib yang diciptakan oleh Allah SWT dari cahaya atau
       nur sedangkan jin, iblis dan syaitan di ciptakan dari api atau nar
    2.Malaikat tidak memiliki nafsu sedangkan jin, iblis dan syaitan memiliki nafsu
    3.Ada beberapa langkah agar kita terhindar dari tipu daya syaitan, diantaranya yaitu dengan :
       a.Masuk islam secara kaffah atau utuh
       b.Selalu menyadari bahwa syaitan adalah musuh yang utama
       c.Mengikuti ajaran-ajaran Nabi Muhammad SAW dengan sebenar-benarnya

B. Saran
Kita sebagai seorang muslim yang baik, wajiblah bagi kita untuk mengimani semua rukun iman yang enam. salah satunya adalah beriman kepada yang ghaib. Banyak cara untuk kita mengimani dan meyakininya, seperti melalui berita (akhbar) yang disampaikan oleh firman Allah dalam Al-Quran maupun sabda Rasulullah SAW dalam Hadits. Banyak sekali ayat-ayat Al-Quran dan hadits yang menjelaskan perihal tentang makhluk ghaib. Karena kita mengimani kebenaran sumber (Al-Quran dan Hadits), maka berita tentang makhluk ghaib pun kita imani. kemudian kita dapat mengetahui dan mengimani keberadaan yang ghaib melalui bukti-bukti nyata yang ada di alam semesta yang menunjukkan bahwa makhluk ghaib itu benar-benar ada.

18
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jazairi, Abu Bakar Jabir. 1998. Minhajul Muslim, Madinah: Maktabatul “Ulum Wal hikam.
Departemen Agama RI. 2005. AL-Qur’an dan Terjemahannya, Bandung: PT Syamil Media Cipta
Ilyas, Yunahar. 1995. Kuliah Aqidah Islam, Yogyakarta: Lembaga Pengkajian dan Pengamalan Islam (LPPI)
Shihab, M. Quraish. 1998. Wawasan Al-Quran – Tafsir Maudhu’I atas Barbagai Persoalan Umat, Bandung: Penerbit Mizan

No comments :

Post a Comment