http://i560.photobucket.com/albums/ss44/erge32/EkaSidebar.gif

Semoga bermanfaat untuk kawan-kawanku n juga bagi publik,, :)

Guidance and Counseling Riska Ratna

Saturday, 20 April 2013

Definisi, Unsur dan Peran Budaya serta Sikap-sikap Sosial



A.    PEMAHAMAN KERAGAMAN BUDAYA ATAU ADAT ISTIADAT
a.      Pengertian budaya
Budaya secara harfiah berasal dari Bahasa Latin yaitu Colere yang
memiliki arti mengerjakan tanah, mengolah, memelihara ladang
(menurutSoerjanto Poespowardojo 1993) Budaya adalah keseluruhan sistem gagasan tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan miliki diri manusia dengan cara belajar.

b.      Pengertian Adat istiadat
Yang dimaksud dengan Adat Istiadat adalah aneka kelaziman dalam suatu negeri yang mengikuti pasang naik dan pasang surut situasi masyarakat.
Kelaziman ini pada umumnya menyangkut pengejawatahan unjuk rasa seni budaya masyarakat, seperti acara-acara keramaian anak negeri, seperti pertunjukan randai, saluang, rabab, tari-tarian dan aneka kesenian yang dihubungkan dengan upacara perhelatan perkawinan, pengangkatan penghulu maupun untuk menghormati kedatangan tamu agung.
Adat istiadat semacam ini sangat tergantung pada  situasi sosial ekonomi masyarakat. Bila sedang panen baik biasanya megah meriah, begitu pula bila keadaan sebaliknya. Adat adalah gagasan
kebudayaan yang terdiri dari nilai-nilai kebudayaan, norma, kebiasaan, kelembagaan, dan hukum adat yang lazim dilakukan di suatu daerah.

c.       Unsur dan pengaruh peran budaya
1.      Peran Budaya
Dengan memperhatikan pengertian yang dikemukakan diatas, maka dapat pula kita simpulkan peran Budaya sebagai suatu pemahaman tersebut diharapkan pula menjadi daya dorong dalam mewujudkan keputusan kearah persfektif agar dapat memberikan motivasi dalam usaha membina Sumber Daya Manusia (SDM) yang memiliki intergritas pribadi, memiliki wawasan mengenai keagamaan, bahasa, sejarah, kesenian, kesusteraan, dan ilmu pengetahuan.
Untuk membangun, mewujudkan, membina dan mengembangkan SDM yang memiliki karekteristik tersebut kedalam sikap dan perilaku diperlukan landasan Budaya kedalam suatu pemahaman yang mendalam.
Budaya diperlukan untuk berperan dalam menyatukan cara pandang serta cara bertindak dalam menyelaraskan dari pihak-pihak yang berkepentingan ditengah lingkungan yang selalu berubah.
Dengan “Konsepsi Budaya” yang dapat diterima semua pihak dalam komunitas yang bersangkutan akan menuntun sikap dan perilaku secara terpola dalam mewujudkan prima dalam karsa dan sadar dalam karya artinya:
Prima Dalam Karsa :
·            Setiap manusia memiliki komitmen dalam pelaksanaan pekerjaan.
·            Komitmen menjadi daya dorong membangun kebanggaan dalam berkomunitas.
·Komunitas yang memiliki komitmen tidak lagi menunggu komando untuk diawasi.
·            Tidak diperlukan kontrol yang ketat dalam mewujudkan mutu kerja.
·            Setiap warga komunitas harus memiliki komitmen yang memiliki kepribadian yang proaktif
·            Mengelola prima dalam karsa berbasiskan budaya berarti wujud karsa dalam berusaha meningkat produktivitas.
Sadar Dalam Karya :
·            Sikap sadar dalam karya melahirkan disiplin yang tidak semu.
·            Dengan disiplin maka warga dalam komunitas mengenal konstribusi dalam perannya.
·            Mendorong dan menumbuh kembangkan nilai-nilai kreativitas, inovatif, proaktif, dan produktif.
·            Melahirkan kemampuan berpikir dalam memanfaatkan kesadaran, kecerdesan dan akal untuk menghindari masalah.
·            Setiap warga komunitas merasa dalam kehidupan akan selalu merasa memiliki keunggulan dalam keahliannya.
Dengan memperhatikan makna budaya serta memperhatikan yang dinungkapkan oleh Koentjraningrat dalam bukunya “kebudayaan, Mentalitet dan Pembangunan, ia mengungkapkan bahwa kebudayaan itu mempunyai paling sedikit tiga wujud ialah :
·            Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks dari ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma-norma, peraturan dan sebagainya.
·            Wujud kebudayaan sebagai suatu kompleks aktivitas kelakuan berpola dari manusia dalam masyarakat.
·            Wujud kebudayaan sebagai benda-benda hasil karya manusia.”
Selanjutnya ia mengatakan bahwa “ Wujud pertama adalah wujud ideal dari kebudyaan. Kebudayaan ideal ini dapat kita sebut adap tata-kelakuan atau secara singkat dapat dalam arti khusus, atau adat-istiadat dalam bentuk jamaknya” Wujud kedua dari kebudayaan yang disebut sistem soisial.” “ Wujud ketiga dari kebudayaan disebut kebudayaan fisik”.
2.      Unsur – Unsur Budaya
a.       Nilai
dalam arti apa yang lebih penting atau kurang penting, apa yang lebih baik atau kurang baik dan apa yang lebih benar atau yang kurang benar. Nilai budaya dapat berbentuk : Disiplin murni (taat bekerja dengan penuh kesadaran) ; Kreatif individu / kelompok ; Inovasi organisasi ; Mengutamakan mutu dan produktivitas ; Kepuasan bersama ; Profesional (mengerti apa yang harus dikerjakan dan bagaimana mengerjakannya) ; Proaktif (tanggap dan tidak menunggu perintah) ; Jiwa pelayanan ikhlas, ramah tamah ; Kerjasama ; Adaptif ; Tabah (tidak kenal putus asa) ; Menghargai waktu ; dsb.

b.      Norma
dalam arti aturan atau kaidah yang dipakai sebagai tolak ukur penilaian. Atau dapat juga dikatakan norma adalah aturan yang mengikat sebagai panduan, tatanan dan kendali tingkah laku individu dalam suau komunitas. Seluruh peraturan yang diterbitkan harus dijiwai oleh nilai-nilai yang disepakati bersama sebagai tuntunan dalam bersikap dan berperilaku.

c.       Wewenang
dalam arti kemampuan untuk mengambil keputusan sesuai dengan nilai dan norma yang berlaku. Wewenang adalah kekuasaan yang syah untuk melaksanakan peranan sesuai dengan jabatan untuk mewujudkan harapan-harapan selaras dengan budaya komunitas. Wewenang merupakan wahana untuk memasyarakatkan nilai-nilai dan norma-norma dalam budaya dari suatu komunitas.

d.      Ganjar
dalam arti imbalan yang diberikan secara wajar dan adil baik bersifat finansial maupun non finansial. Atau dengan kata lain ganjar adalah imbalan dalam bentuk penghargaan atas prestasi positip atau hukuman atas prestasi negatif.
3.      Pengaruh budaya
Sejalan dengan pemikiran yang kita utarakan diatas, mengingatkan kita kembali apa yang ditulis Soejatmoko dan Mochtar Lubis seperti halnya juga Koentjraningrat telah memberikan arah perfektif mengenai “Manusia Indonesia Seutuhnya” dalam demensi pembangunan.
Jadi unsur-unsur tersebut bila dituangkan dalam konsepsi Budaya dari suatu komunitas yang diformalkan akan menjadi landasan bersikap dan berperilaku dalam kehidupan komunitas itu sendiri yang akan mempengaruhi kedalam pola berpikir untuk mengembangkan wawasan dan imajinasi warga Komunitas kedalam dimensi pembangunan.
Jadi pengaruh budaya dalam proses berpikir akan selalu mendorong manusia komunitas itu merasakan arti keberadaannya sebagai warga dalam suatu komunitas untuk dapat memberikan konstribusi dalam pembangunan sesuai dengan perannya.
Pada saat ia memahami masa kini, berarti ia dapat menangkap pengalaman masa lalu. Sejalan dengan itu ia mengharapkan masa depan yang lebih baik dari masa kini, oleh karena itu, ia tidak dapat melepaskan arti berpikir, bekerja dan belajar berlandaskan pemahaman BUDAYA sebagai perekat dalam kebersamaan bersikap dan berperilaku dari komunits itu sendiri yang telah diyakini dan dipercaya oleh mereka. Konsepsi inilah yang harus dibangun secara formal.

B.     SIKAP SIKAP SOSIAL (EMPATI, ALTURIS, TOLERANSI DAN KOOPERASI)
a.   Pengertian sikap social
M Ngalim Purwanto  berpendapat pengertian sikap sosial adalah suatu cara bereaksi terhadap suatu perangsang. Suatu kecenderungan untuk bereaksi dengan cara tertentu, sikap adalah suatu perbuatan/tingkah laku sebagai reaksi respon terhadap suatu rangsangan stimulus yang disertai dengan pendirian dan atau perasaan itu sendiri.
Sedangkan H.C Witherington mengemukakan sikap adalah kecenderungan   untuk berfikir atau merasa dalam cara tetntu atau menurut saluran-saluran tertentu. Sikap adalah cara bertingkah laku yang karakteristik yang tertuju terhadap orang-orang atau rombongan-rombongan.
Selanjutnya Dewi Ketut Sukardi menambahkan Sikap adalah suatu kesiapan seseoarang untuk bertindak secara tertentu terhadap hal-hal tertentu ,dengan kata lain sikap ,merupakan kecenderungan yang relative stabil yang dimilki individu dalam mereaksi dirinya sendiri orang lain atau situasi tertentu.
Jadi berdasarkan pendapat para ahli diatas  dapat disimpulkan bahwa sikap social merupakan kecenderungan potensi atau kesediaan prilaku, apabila individu diharapkan pada stimulus yang mengkehendaki adanya respon. Kecenderungan potensial tersebut didahului oleh evaluasi individu berdasarkan keyakinannya terhadap objek-objek sikap atau stimulus yang diterimanya.
Contoh sikap social yaitu:
    1. Memberi sedekah
    2. Menolong orang sakit
    3. Mencintai lingkungan dan alam
    4. Mengajarkan ilmu
    5. Menghormati orang tua.

b.   Bentuk bentuk sikap social
1.      Empati
didefinisikan sebagai respons afektif dan kognitif yang kompleks pada distres emosional orang lain. Empati termasuk kemampuan untuk merasakan keadaan emosional orang lain, merasa simpatik dan mencoba menyelesaikan masalah, dan mengambil perspektif orang lain.
2.      Alturis
Alturis adalah  orang yang banyak mengutamakan kepentingan orang lain, orang yang mencintai sesama manusia.
3.      Toleransi
Toleransi adalah istilah dalam konteks sosial, budaya dan agama yang berarti sikap dan perbuatan yang melarang adanya diskriminasi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda atau tidak dapat diterima oleh mayoritas dalam suatu masyarakat. Contohnya adalah toleransi beragama, dimana penganut mayoritas dalam suatu masyarakat mengizinkan keberadaan agama-agama lainnya.Istilah toleransi juga digunakan dengan menggunakan definisi "kelompok" yang lebih luas, misalnya partai politik, orientasi seksual, dan lain-lain. Hingga saat ini masih banyak kontroversi dan kritik mengenai prinsip-prinsip toleransi, baik dari kaum liberal maupun konservatif.
4.      Kooperasi
kooperasi adalah suatu bentuk kerjasama yang di lakukan oleh sejumlah orang atau masyarakat. Kooperasi dapat di lakukan antara individu dengan individu, individu dengan kelompok, kelompok dengan kelompok.

  1. KEMAMPUAN BERHUBUNGAN SOSIAL SECARA POSITIF DENGAN ORANG LAIN
Hubungan social adalah hubungan antara individu dengan individu lain, maupun individu dengan dengan kelompok dan saling mempengaruhi.
Jika di alih bahasakan kedalam ilmu social hubungan memiliki makna sama dengan interaksi. jadi kemampuan behubungan social secara positif adalah kemampuan orang untuk berinteraksi dengan memperhatikan kaidah – kaidah yang ada dalam kehidupan sosial. Misalnya berinteraksi dengan memahami norma dan memahami nilai.
           Sebelum kita berhubungan / berinteraksi maka akan lebih baiknya kita pahami dulu contoh hubungan social yang positif, yaitu sebagai berikut:
1.   Kerja sama dalam tim, missalkan dalam dalam pertandingan sepak bola maka setiap pemain harus mampu bekerja sama dengan yang lain agar mampu manjadi pemenang.
2.   Guru yang menjelaskan pelajaran kepada siswa
3.   Orangtua yang menasihati anaknya
4.   Siswa yang berdiskusi dalam belajar kelompok
5.   Orang yang sedang melakukan transaksi jual beli sembako

Sumber:

Dayakisni,T. dan Hudaniah.2009.psikologi social.Malang:UUM Press

No comments :

Post a Comment